Jika dibandingkan pendapatan rumah tangga petani sawit dengan rumah tangga petani non sawit (PASPI, 2014) secara umum pendapatan petani sawit lebih tinggi dari pendapatan petani non sawit. Secara rataan, pendapatan petani sawit bukan hanya llebih tinggi dari pendapatan petani non sawit tetapi juga bertumbuh lebih cepat. Pendapatan petani sawit meningkat dari Rp. 14 juta/hektar/tahun (2009) menjadi Rp. 31 juta/hektar/tahun (2013). Sementara pendapatan petani non sawit (petani padi dan petani karet) hanya meningkat dari 4,6 juta/hektar/tahun menjadi 7,2 juta/hektar/tahun pada priode yang sama.

Berbagai penelitian yang lain juga membuktikan hal yang sama. Pendapatan petani sawit yang lebih tinggi dari pada pendapatan petani non sawit juga ditemukan Stern Review (World Growth, 2011) yakni petani sawit ($ 960-3.340/hektar), petani karet ($ 720/hektar), petani padi ($ 280/hektar), petani ubi kayu ($ 190/hektar) dan petani kayu ($ 1.099/hektar).

Dengan demikian, pengembangan perkebunan kelapa sawit bukan hanya menaikan pendapatan petani sawit yang lebih tinggi dan bertumbuh cepat dari petani lainnya, tetapi juga menciptakan masyarakat berpendapatan menengah (middle class income) di kawasan pedesaan.

Sumber: Mitos vs Fakta, PASPI 2017

 

Sumber: Sawitindonesia.com