Implementasi penggunaan solar dengan campuran 30 persen biodiesel atau mandated B30 diharapkan dapat dipercepat pada tahun ini. Jika program B30 terlaksana, penyerapan minyak sawit di dalam negeri untuk keperluan biodiesel bisa mencapai 10 juta ton.

“Kalau dipercepat, akhir tahun sudah bisa dimulai,” kata Wakil Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa sawit Indonesia (Gapki) Togar Sitanggang di Jakarta, Jumat (12/4/2019).

Menurut Togar, uji penggunaan B30 memerlukan waktu setidaknya tiga bulan sejak dilaksanakan. Jika dilaksanakan pada Mei, uji itu bisa dituntaskan pada Oktober. Selanjutnya, studi hasil uji memerlukan waktu 1-2 bulan.

Ia menambahkan, saat ini uji penggunaan B30 belum terlaksana karena ada perbedaan teknis terkait spesifikasi tes.

Implementasi B30, lanjut Togar, membuat penyerapan minyak sawit di dalam negeri untuk biodiesel bertambah 3 juta ton. Penggunaan B20 selama satu tahun menyerap 6,5 juta ton minyak sawit. Jika B30 dilaksanakan, penyerapan minyak sawit di dalam negeri untuk biodiesel bisa mencapai 10 juta ton pada 2020.

Ketua Umum Gapki Joko Supriyono menilai penggunaan B30 dapat memberikan sentimen positif terhadap perdagangan minyak sawit di pasar global. Tahun lalu, Indonesia diapresiasi sebagai negara yang konsisten dan sukses menerapkan mandatori B20 itu.

Penyerapan minyaksawitdi dalam negeri untuk keperluan biodiesel, lanjut Joko, juga dapat memberikan sentimen dalam pembentukan harga minyaksawitdi pasar global. Namun, secara riil, harga minyaksawitsangat ditentukan pasokan dan permintaan.

Pada 2018, menurut Joko, terjadi kelebihan produksi minyaksawitdi Indonesia “Biasanya, peningkatan produksi rata-rata 2 juta ton sampai dengan 2,5 juta ton. Namun, tahun lalu tambahan produksi 5 juta ton,” katanya.

Oleh karena itu, lanjut Joko, kelebihan produksi itu menekan harga minyaksawitdi pasar global. Tahun ini, kondisi itii diharapkan tidak terjadi sehingga program B30 dapat segera terlaksana dan memengaruhi harga minyak sawit di pasar global.

Berdasarkan data Gapki, harga minyak sawit mentah (CPO) di pasar global naik rata-rata 5 persen per bulan, dari 530,70 dollar AS per metrik ton pada Januari 2019 menjadi 556,50 dollar AS per metrik ton pada Februari 2019.

Sepanjang Februari 2019, harga CPO global bergerak di kisaran 542,50 dollar AS sampai dengan 572,50 dollar AS per metrik ton.

Kenaikan harga itu didorong stok minyak sawit Indonesia dan Malaysia yang berkurang dan penurunan produksi minyak nabati lain di beberapa negara produsen.

Sumber: Kompas