Merdeka.com – Anggota Komisi IV DPR RI, Andi Akmal Pasluddin meminta pemerintah segera membuat regulasi untuk pengalihan pasokan minyak goreng dari produsen minyak kelapa sawit nasional untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Ini perlu dilakukan untuk membantu menurunkan harga minyak goreng di pasaran.
“Sudah saatnya para produsen dan korporasi palm oil Indonesia untuk berbakti kepada nusa dan bangsa karena selama ini pemerintah sudah banyak memberikan program untuk perkembangan industri sawit di Indonesia,” kata Andi Akmal dikutip dari Antara, Jumat (3/11).
Dia mengemukakan, pemerintah sudah sangat banyak berbuat untuk kemajuan industri sawit, di antaranya kampanye positif sawit di luar negeri, relaksasi pajak ekspor, kemudahan perizinan hingga rekomendasi pembuatan RSPO dan insentif peralihan sebagian produksi minyak sawit untuk biodiesel.
Selain insentif relaksasi pajak, pemerintah juga kerap memberikan rekomendasi agar perusahaan kelapa sawit dalam negeri mendapat sertifikasi RSPO atau ISPO.
“Perusahaan kelapa sawit ini kan sudah banyak untungnya, yang sangat dibantu besar-besaran dari anggaran pemerintah. Kini saatnya lah bantu rakyat dalam negeri, beri empati masyarakat yang kini mulai tertekan akibat tingginya harga minyak goreng. Toh selama ini ketika harga sedang jatuh, pemerintah telah memberikan insentif peralihan sebagian produksi palm oil untuk biodiesel sehingga ketika harga rendah di pasar internasional, palm oil dapat di serap semaksimal mungkin untuk keperluan biodiesel,” ucap Andi Akmal.
Minyak Goreng Mahal, Pengusaha Warteg Teriak
Ketua Koordinator Komunitas Warung Tegal Nusantara (Kowantara), Mukroni mengaku, tidak begitu khawatir atas penyebaran varian virus Corona jenis baru, yakni Omicron yang tengah menghebohkan dunia.
Menurutnya, saat ini, justru lonjakan harga sejumlah bahan pangan lah yang begitu membuat khawatir komunitasnya. Sebab, kenaikan berbagai bahan pangan saat ini dinilai telah melebihi batas kewajaran.
“Kalau kita bukan khawatir ke Omicron. Tapi ini mas harga semua bahan pangan mahal,” tekannya saat dihubungi Merdeka.com, Jumat (3/12).
Dia mencontohkan, saat ini, harga komoditas minyak bahkan dibanderol Rp20.000 per kilogram. Padahal, dalam situasi normal harga minyak tertinggi di jual Rp13.000 per kilogram.
“Artinya minyak goreng mahal Mas, ini yang dikeluhkan,” bebernya. [idr]
Sumber: Merdeka.com