Produsen benih sawit optimis permintaan lebih tinggi karena faktor peremajaan tanaman (replanting) di sektor perkebunan swasta dan petani. Total penjualan benih sawit nasional dapat naik 40% menjadi 115 juta kecambah pada 2018.

Ketua Forum Kerjasama Produsen Benih Kelapa Sawit, Dwi Asmono menyatakan penjualan benih sawit secara nasional hingga akhir tahun 2017 mencapai 81,4 juta. Faktor pendukung kenaikan penjualan pada tahun lalu lantaran ditopang kegiatan peremajaan tanaman (replanting) di perkebunan swasta.

“Saya melihat salah trigger  kenaikan penjualan adalah replanting yang  di beberapa perkebunan swasta semenjak 2017. Mereka replanting sekitar 3 persen sampai 4 persen dari  luas lahannya.  Ini menjadi pengungkit penjualan benih tahun kemarin,” ujar Dwi Asmono.

Pada 2018, kenaikan penjualan dipicu dua faktor: replanting di perkebunan swasta dan program pemerintah untuk peremajaan lahan rakyat. Dwi Asmono menyebutkan program replanting lahan petani tahun lalu yang diinisiasi pemerintah  praktis belum bergerak karena tidak ada permintaan benih. Permintaan baru mulai berjalan tahun ini denga adanya peranan Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) Kementerian Pertanian. Sebab berdasarkan proyeksi Ditjenbun, replanting petani   ditargetkan 185 ribu hektare di 17 provinsi. Apabila dikalikan 200 pokok, maka ada kebutuhan benih sekitar 37 juta kecambah pada 2018.

“Kami apresiasi kepada  Direktorat Jenderal Perkebunan setelah penanggung jawab teknis ada di Kementan (red-Kementerian Pertanian) dengan adanya rencana percepatan replanting sampai 185 ribu hektare. Diharapkan agenda ini  dapat terwujud mulai semester pertama 2018 sehingga capaiannya optimum pada akhir tahun,” ujar Dwi Asmono.

Menuru Dwi Asmono, penjualan benih tahun ini lebih optimis dari tahun-tahun sebelumnya. Apabila tahun kemarin penjualan sekitar 81,4 juta kecambah maka tahun ini dapat mencapai 115 juta kecambah. “Memang baru keliatan ada kenaikan sampai semester pertama. Sejauh mana program replantingbergerak. Thanks to Pak Dirjenbun jika dapat merealisasikan ini (replanting),”ujar Dwi Asmono.

Dwi Asmono menyebutkan program replanting di perkebunan besar sudah jelas polanya sekitar 3%-5% dari luas lahan mereka. Tinggal menunggu dari realisasi peremajaan di perkebunan petani.

Program replanting mendapat sambutan baik dari berbagai pihak. Selain menjadi angin segar bagi produsen benih kelapa sawit, tentunya dalam menjalankan program peremajaan ada tantangan tersendiri. “Tantangannya ada di 2018, kalau melihat tahun lalu program replanting yang digagas tahun lalu oleh BPDP KS relatif tidak bergerak. Kita berharap di tahun ini optimis mulai dapat dibangun dengan peran dari Kementerian Pertanian melalui Direktorat jenderal Perkebunan (Ditjenbun) pada program peremajaan,” kata Dwi Asmono.

 

Sumber: Sawitindonesia.com