Kebakaran hutan dan lahan merupakan fenomena yang terjadi di setiap negara dan provinsi, tidak spesifik negara/provinsi, ekosistem, land use, industri bahkan komoditi. Kebakaran hutan dan lahan bukan juga spesifik ada tidaknya lahan gambut. Oleh karena itu pengaitan antara kebakaran hutan dan lahan dengan perkebunan kelapa sawit tidak di dukung oleh data-data yang cukup. Diperlukan solusi menyeluruh dan berjangka panjang dalam pembenahan tata kelola hutan dan lahan yang melibatkan seluruh stake holder.

Kebakaran hutan dan lahan di seluruh dunia termasuk Indonesia belum dapat diatasi sepenuhnya. Kebakaran hutan dan lahan masih berulang setiap tahun di banyak negara dunia khususnya jika terjadi El Nino (ENSO). Sejarah mencantat bahwa sejumlah kebakaran hutan dan lahan global terbesar terjadi El Nino 1997/1998 dengan menghanguskan sekitar 25 juta hektar hutan dan lahan di berbagai negara. Kebakaran hutan dan lahan di Indonesia tahun 1997/1998 merupakan terparah, dengan luas sekitar 9,7 juta hektar yang terdiri atas 54 persen hutan dan 39 persen lahan pertanian, 1,2 persen perkebunan dan 5,8 persen HTI (Bappenas ADB, 1999).

Kebakaran hutan dan lahan tahun 2015 kembali terjadi lagi  ketika El Nino melanda berbagai negara termasuk Indonesia. Meskipun diperkirakan tidak seluas kebakaran tahun 1997/1998, kebakaran hutan dan lahan di Indonesia tahun 2015 juga tak kalah memilukan dan telah menimbulkan kerugian besar baik bagi masyrakat, pemerintah dan kegiatan ekonomi secara keseruruhan.

Sumber : GAPKI

 

Sumber: Sawitindonesia.com