PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) berencana menyerap 3 juta kiloliter (kl) minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) untuk bahan bakar pembangkit listriknya.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Umum Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) MP Tumanggor. Hanya saja hingga saat ini PLN masih mempertimbangkan harga beli CPO nantinya.
“PLN juga akan menggunakan lebih kurang 3 juta kl untuk kebutuhan mereka. Yang jadi pertimbangan mungkin harga, bagaimana harga CPO tidak lebihi crude atau solar,” ungkap dia dalam temu media di Kantor Aprobi, Kuningan, Jakarta, Kamis (2/5/2019).
Lebih lanjut, Tumanggor mengungkapkan saat ini pihaknya sedang melakukan diskusi dengan PLN terkait dengan harga. Sebab, Aprobi sendiri menawarkan harga acuan atau MOPS (Mean of Platts Singapore) -2% sedangkan PLN meminta MOPS -16%.
“Sekararang lagi pembahasan harga. Kita meminta dalam surat kita adalah MOPS -2%. Itu harga, tapi kayaknya PLN minta MOPS -26%. Kalau harga cocok itu mau 3 juta full CPO,” terangnya.
Sementara itu, ia juga mengungkapkan kesiapan pembangkit PLN yang bisa menggunakan CPO yakni telah mencapai 600 ribu kl.
“Yang sudah siap tahun ini 600 ribu kl (pembangkit yang dipunya PLN). Jadi pembangkit yang bisa langsung isi CPO itu 600 ribu kl,” tutup dia.
Sebagai informasi, pemerintah sendiri tengah menggenjot penggunaan CPO di dalam negeri. Hal ini dilakukan guna mengatasi defisit neraca perdagangan serta mendorong harga sawit membaik di tengah kampanye hitam.
Sumber: Detik.com