Presiden Joko Widodo ( Jokowi) meminta penataan ulang landscape dan peningkatan fasilitas Kebun Raya Bogor di usianya yang memasuki dua abad.

Hal ini disampaikan Plt Kepala LIPI Prof Bambang Subiyanto setelah mendampingi Presiden Jokowi dalam penandatanganan prasasti Dua Abad Kebun Raya Bogor dan Monumen Sawit yang ada di Kebun Raya Bogor, Minggu (11 Maret 2018).

“Presiden punya pesan resminya supaya fasilitas Kebun Raya Bogor ditingkatkan dan perlu penataan kembali landscape dibuat lebih menarik seperti garden park Singapura,” kata Bambang Subiyanto .

Presiden secara khusus hadir menandatangani prasasti Dua Abad Kebun Raya Bogor di depan Tugu Dua Abad Kebun Raya Bogor setelah menyaksikan lomba burung berkicau yang berada satu lokasi di Kebun Raya Bogor.

Sebelum menandatangani prasasti, Presiden terlihat berbincang-bincang dengan Plt LIPI dan Deputi Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI Prof Enny Sudarmonowati, didampingi Menteri KLHK Siti Nurbaya serta Teten Masduki.

Menurut Bambang, dalam perbicangan dengan presiden tersebut, LIPI diminta untuk menjadikan Kebun Raya Singapura sebagai pembanding dalam mengembangkan Kebun Raya Bogor lebih menarik lagi.

“Beliau bilang cukup berikan pagar tanaman hidup, dan lereng diberi tanaman merambat. Kebun Raya Bogor tidak boleh kelihatan semennya,” kata Bambang.

Bambang Subiyanto mengatakan bahwa ada beberapa hal yang melandasi perlunya penandatanganan Prasasti 2 Abad Kebun Raya Bogor oleh Presiden RI. “Pertama, berdirinya Kebun Raya Bogor pada tahun 1817 yang menjadi cikal bakal berdirinya institusi-institusi ilmiah di Indonesia merupakan sejarah yang sangat penting bagi Bangsa Indonesia,” ungkapnya.

Bambang melanjutkan, Kebun Raya Bogor menjadi bukti dimulainya kesadaran Bangsa Indonesia terhadap pentingnya penerapan ilmu pengetahuan dalam pemanfaatan sumber daya tumbuhan, khususnya untuk kepentingan ekonomi negara.

“Kemudian, hal penting kedua mengapa prasasti perlu ada adalah sejarah membuktikan bahwa kehadiran kebun raya ini telah mampu memperbaiki perekonomian negara melalui pengembangan potensi berbagai jenis tumbuhan, termasuk Kelapa Sawit dan Kina,” tuturnya.

Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI, Prof. Dr. Enny Sudarmonowati menyambung bahwa landasan ketiga penandatanganan prasasti, yakni Kebun Raya Bogor LIPI selaku pembina dan pengawas perkebunrayaan di Indonesia berperan sangat signifikan dalam membantu Pemerintah Daerah dan Perguruan Tinggi untuk berpartisipasi dalam memperbaiki kualitas lingkungan di Indonesia. “Hingga akhir 2017, Kebun Raya Bogor LIPI telah mengembangkan 37 kebun raya di berbagai daerah di Indonesia,” tambahnya.

Untuk landasan keempat, Enny menuturkan, prasasti yang akan ditandatangani oleh Presiden ini tidak hanya merupakan prasasti sejarah panjang Kebun Raya Bogor, tetapi juga merupakan prasasti keberhasilan Kebun Raya Bogor LIPI dalam mengembangkan flora maskot nasional (Rafflesia patma) secara buatan (di luar habitat alaminya), yang sebelumnya sangat sulit dilakukan dan hanya bisa dilihat di alam liar.

 

Sumber: Sawitindonesia.com