Bagi Mohamad Jamaludin (81), memiliki kebun kelapa sawit dengan produktivitas tinggi menjadi mimpinya. Namun akhir-akhir ini kebun sawit yang dikelolanya menujukan performa produksi yang mulai loyo.

Maka itu dengan melakukan peremajaan sawit (replanting) menjadi satu-satunya cara untuk menggenjot produksi kebun sawit yang dikelolanya, harapannya pendapatan juga bisa meningkat.

Sebelumnya Jamaludin yang merupakan kelahiran Cianjur itu ikut program transmigrasi, awalnya mengembangkan komditas padi. Namun melihat potensi sawit yang begitu tinggi maka semenjak 1992 beralih menjadi petani kelapa sawit.

Kata Jamaludin, sebelumnya dirinya juga sempat khawatir untuk melakukan replanting, lantaran memikirkan pendapatan harian yang sebelumnya dipenuhi dari berkebun sawit.

Lantaran terbiasa dengan pendapatan yang lumayan tinggi dari hasil berkebun sawit. “Puncaknya pernah memanen sawit 12 ton per ha, sempat gemetaran dapat duit banyak, dan tidak pernah kekurangn beras,” katanya kepada InfoSAWIT di Siak.

Namun kini kebun sawit itu mulai menunjukan penurunan produksi yang kini hanya mampu mencapai 1,8 ton/ha. Jamaludin pun memutuskan untuk tahun 2014 sepakat untuk ikut program peremajaan sawit rakyat, dan mulai di replanting semenjak 2016. “Untungnya ada program dan perusahaan melakukan pendampingan terhadapa petani, sehingga tidak lagi takut ikut peremajaan sawit akibat kahawatir pendapatan akan berkurang,” katanya.

Untuk menutupi hilangnya pendapatan selama peremajaan sawit rakyat, petani dibekali dengan beragam pelatihan berupa membangun kolam ikan, dimana benih dan pakan ikan dibantu dari perusahaan. “Hasil beternak iklan lele kita jual sementara beras kita tanam dipekarangan rumah seluas 1 ha,” tandas dia.

 

Sumber: Infosawit.com