Menteri Perindustrian dan Komoditas Perkebunan Malaysia, Datuk Seri Siew Keong pada konferensi pers “Reach and Remind Friends of the Industry Seminar 2018 and Dialogue” yang diselenggarakan oleh Malaysianpalm oilCouncil (MPOC), menggarisbawahi bahwa Parlemen Uni Eropa bakal menyetujui dua resolusisawitdan pelaksanaan resolusi tersebut akan memberi dampak signifikan pada negara-negara produsen kelapa sawit, terutama petani kecil di negara tersebut.
“Kami harap ini tidak dilaksanakan, tapi jika benar-benar diimplementasikan, jika produk kami didiskriminasikan, kami juga dapat melakukan tindakan yang sama melawan Uni Eropa,” katanya seperti dikutip InfoSAWIT dari AntaraKL, Selasa (9/1/2018) di Kuala Lumpur.
Dia mengatakan jika Uni Eropa tidak adil terhadap produk Malaysia, Indonesia dan Thailand maka perlu diingat negara-negara tersebut juga membeli produk dari Uni Eropa.
Uni Eropa telah mensyaratkan satu sertifikasi keberlanjutan minyak kelapasawitatau skema CSPO untuk semua minyaksawityang memasuki Uni Eropa setelah 2020 dan menghilangkan minyak kelapasawitdari program biodiesel pada 2020.
“Uni Eropa telah memberikan alasan bahwa produsen kelapasawitgagal memenuhi sasaran pembangunan berkelanjutan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang mencakup penggunaan, produksi dan tindakan yang bertanggung jawab atas lingkungan,” katanya.
Lebih lanjut kata Siew Keong, sejatinya ingin masalah tersebut dapat diselesaikan secara damai dan diplomasi sebelum resolusi tersebut diperpanjang dan disetujui oleh Dewan Eropa.
Sementara itu merujuk data nilai ekspor produk minyak dan kelapasawitMalaysia diproyeksikan melampaui RM 75 miliar pada 2017 atau lebih tinggi dari tahun 2016 yang hanya mencapai RM 67,5 miliar pada periode yang sama. (T2)
Sumber: Infosawit.com