PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III selaku induk BUMN perkebunan berfokus kepada pemanfaatan teknologi dan inovasi untuk memperbaiki kinerja produksi perseroan.

Direktur Keuangan PT Perkebunan Nusantara m Mohammad Yudayat mengatakan, saat ini peningkatan produksi komoditas perkebunan kerap sulit tercapai. Apalagi bisnis perkebunan belakangan ini dalam kondisi tidak menentu karena rendahnya harga komoditas.

“Teknologi dan inovasi bisa jadi solusi dari masalah itu. Maka itu jalan utama adalah mengefisienkan biaya produksi. Dan itu perlu teknologi,” katanya saat menjadi pembicara di Seminar Nasional Pupuk dan Mekanisasi Perkebunan, Kamis (4/4).

Menurutnya, semua pelaku usaha harus mulai beraksi untuk melakukan tata kelola sumber daya lahan dan penggunaan pupuk yang lebih baik dan efisien. Produksi, lanjutnya, harus memanfaatkan teknologi berbasis industri 4.0.

“Dalam rangka menyukseskan program pemerintah, kita aktif sinergi dengan BUMN lain. Misalnya dengan PT Pupuk Indonesia untuk mencari formulasi pupuk yang spesifik untuk masing masing komoditas kebun,” pungkasnya.

Pada 2019, PTPN ni menargetkan bisa mengekspor hampir 80% produk minyaksawitmentahnya ke berbagai negara. Dari target produksi CPO sebesar 3,2 juta ton, PTPN berencana bisa menjualnya ke luar negeri sebanyak 2,5 juta ton.

Direktur Utama PTPN ni Dolly P. Pulungan mengatakan kontribusi minyaksawitditargetkan mencapai 70% dari total pendapatan pada 2019. Adapun target yang dipatok oleh perseroan sebesar Rp6S triliun atau meningkat 26% dibandingkan dengan 2018 sebesar Rp28 triliun.

“Fokus kami nomer satu sawit, lalu karet dan teh. Tahun ini perbaikan PKS [pabrik kelapa sawit] jalan semua. Termasuk kami bikin pabrik minyak goreng yang tahun ini akan jalan. Teh memang terbelakang tapi dengan menaikkan ekspor kami yakin profit kami pasti naik,” katanya

Dalam mewujudkan ambisi tersebut PTPN akan melakukan sinergi dengan perusahaan pelat merah lainnya. Selain itu juga mulai menyesuaikan dengan bertransformasi ke industri 4.0

“Kami juga melakukan efisiensi di pupuk dan berusaha tingkatkan produktivitas. Terus sekarang konsisten dalam peningkatan rendemen. Salah satunya karena kita konsisten supaya pupuk tidak terlambat. Jadi produktivitas membaik,” katanya.

Selain itu, perseroan juga menargetkan mulai 2020 memiliki pabrik pengolahan produk, turunan CPO. Rencananya PTPN akan bekerja sama dengan Pertamina membangun pabrik biofuel dan ethanol.

Sumber: Bisnis Indonesia