PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VI optimis pendapatan tahun ini tumbuh 15% atau sekitar Rp 1,84 triliun. Jumlah ini lebih tinggi daripada tahun 2017 sebesar Rp 1,6 triliun.

“Pendapatan bisa naik sepanjang harga bagus seperti tahun ini,”kata Ahmad Haslan Saragih, Direktur Utama PTPN VI, di perkebunan PTPN VI, Jambi, Selasa (17 April 2018).

Pada 2018, penjualan perusahaan akan ditopang pula kenaikan produksi sawit. Pertumbuhan produksi Tandan Buah Segar (TBS) sawit tahun ini diperkirakan 7% menjadi 620 ribu ton TBS, daripada tahun 2017 berjumlah 580 ribu ton.

Ahmad Haslan Saragih menyebutkan kunci kenaikan produksi sawit adalah penguatan kultur teknis kebun. Salah satunya menjalankan kegiatan pemupukan sesuai dosis dan tepat waktu. “Semboyan kami jangan tanam sawit kalau tidak mau pupuk,”ujarnya.

Saat ini, perusahaan mengelola 8 unit pabrik kelapa sawit dengan total kapasitas produksi 300 ton TBS per jam. Terdiri dari 2 unit PKS masing-masing berkapasitas olah TBS 60 ton per jam dan 6 unit PKS dengan kapasitas setiap pabrik 30 ton per jam.

“Untuk tahun ini, kami belum ada rencana tambah pabrik sawit. Fokus kami memperkuat kultur teknis dulu,”jelas Ahmad Haslan Saragih.

Saat ini PTPN VI mengelola lahan seluas 110.000 Ha, yang terdiri dari kebun sendiri, mitra dan anak usaha dengan komoditas kelapa sawit, teh, kopi dan karet. Areal perusahaan tersebar di dua wilayah, yaitu di Provinsi Jambi dan Sumatera Barat.

 

Sumber: Sawitindonesia.com