Pandemi Covid-19 bukan halangan untuk melakukan penelitian. Kalangan peneliti menyiasatinya melalui pemanfaatan teknologi informasi.

Sebagai peneliti di bidang Sosial Tekno Ekonomi, aktivitas di lapangan menjadi pekerjaan yang rutin di lakukan untuk mendapatkan data primer. Tetapi pandemi Covid-19 agak mempersempit ruang penelitian di lapangan.

Ratnawati Nur khoiry, S.P, M.Sc menyiasati persoalan ini dengan memaksimalkan pemakaian teknologi informasi. Pandemi Covid-19 menjadi kendala dalam mencari data primer sebagai bahan penelitian karena tidak bisa melihat kondisi lapangan secara langsung.

“Solusinya kami manfaatkan aplikasi Google Form untuk memperoleh data primer. Melakukan survei online melalui pemberian kuisioner kepada narasumber (petani) menggunakan plat form Google Form,” kata Ratna saat dihubungi via telepon.

Ratna mengakui, selama masa pandemi, aktivitas di lapangan banyak yang tertunda. Tetapi untuk pekerjaan di Laboratorium tetap berjalan. Tetapi, khusus kami yang meneliti sosial ekonomi banyak yang tertunda.

“Tetapi bagi peneliti Sosial Tekno Ekonomi, sisi positif dengan adanya pandemi Covid-19, merubah pola menjadi peneliti lebih banyak memanfaatkan teknologi di era 4.0. Semakin terhubung dengan dunia luar karena memanfaatkan teknologi melalui daring (red-dalam jaringan) dengan Webinar. Rapat menggunakan Meeting Zoom, yang melibatkan peneliti dari luar dengan bidang yang sama yang diikuti oleh peserta beberapa negara,” ujar Lulusan S-2 Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada.

Ia menjelaskan bahwa meeting kecil sekarang ini memanfaatkan aplikasi Meeting Zoom yang sebelumnya belum pernah dilakukan. Networking kami menjadi semakin luas dengan adanya aplikasi yang bisa dimanfaatkan meeting secara online.

“Tidak hanya itu, sejalan dengan himbauan dari pemerintah dalam mencengah dan mengurangi penyebaran Covid-19 untuk bekerja dari rumah atau Work From Home (WFH), saya manfaatkan untuk menulis ulasan dan membuat tulisan yang tertunda karena banyak aktivitas di lapangan,” tambahnya.

Sejak tahun lalu, Ratna aktif melakukan penelitian terkait sustainability yang berhubungan dengan Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) dan Rountable Sustainable Palm Oil (RSPO).

Seperti diketahui, petani sawit pada tahun lalu banyak mengalami kerugian. Pasalnya harga Tandan Buah Segar (TBS) yang diperoleh mengalami penurunan harga yang cukup siginifikan. Atas dasar itu, sebagai peneliti yang fokus pada Sosial Tekno Ekonomi, Ratna bersama tim yang tergabung dalam Kelompok Peneliti Sosial Tekno Ekonomi melakukan penelitian pemanfaatan Biomassa kelapa sawit. Tujuannya untuk meningkatkan pendapatan petani dalam mencari pendapatan lain.

“Sejak 2019, kami sudah mulai melakukan penelitian yang berkaitan dengan pemanfaatan Biomassa skala Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di lingkup petani. Misalnya pemanfaatan lidi  yang digunakan untuk hand craft (bahan membuat piring), Tandan Kosong untuk breket, pemanfaatan serat tankos untuk craft  di tingkat petani,” ujar Ratna.

Selanjutnya, Ratna mengatakan ada juga pemanfaatan tandan kosong (tankos) sawit untuk budidaya jamur Merang dan Tiram dari tankos dan batang sawit yang dimanfaatkan untuk bahan multiguna, misalnya untuk pembuatan kursi dan lain sebagainya, sudah dilakukan di Sumatera Utara.

 

Sumber: Infosawit.com