Menteri Perindustrian (Menperin). Airlangga Hartarto, menilai, rencana pemerintah Filipina untuk membatasi impor minyak kelapa sawit Indonesia tidak adil.
“Tentu kita nanti akan ada pembicaraan dengan Filipina. Karena tentunya hal-hal seperti ini berupa unfair trade practice,” ujar Airlangga saat menghadiri Seminar Nasional Pengembangan UMKM dan Workshop Menembus Pasar Digital di Motel Sheraton Surabaya, Kamis (7 2).
Namun. Airlangga mengatakan, pihaknya tidak kan tinggal diam. Selain menggelar pertemuan dengan pemerintah Filipina, pihaknya akan segera mencari cara lain untuk merampungkan hal ini. “Tentunya kita akan bahas. Karena ini kasus-kasus harus kita selesaikan,” lanjut Airlangga.
Airlangga menyebutkan, pada 2018 pertumbuhan komoditas minyak kelapasawitsempat turun. Hal ini tentu berimbas pada komoditas makanan dan minuman lainnya.
“Memang di kuartal ke empat terjadi penurunan di minyak kelapa sawit. Karena hama komoditas turun maka dia turun. Padahal pertumbuhan makan minuman itu selalu double digit,” imbuhnya.
Sebelumnya, pemerintah Filipina ingin membatasi jumlah minyak kelapa sawit yang masuk di negaranya. karena tak ingin pasar lokal negara itu dibanjiri minyak kelapa sawit dari Indonesia.
Tak hanya itu. Filipina juga berencana menerapkan bea masuk tindak pengamanan (BMTP) terhadap impor kopi instan dan mengenakan tarif masuk hingga pembatasan impor minyak kelapa sawit Indonesia.
Sumber: Suara Pembaruan