Masuknya era industri 4.0 mendorong pelaku usaha harus bisa mengoptimalisasi semua sumber daya yang ada dalam jejaring bisnis untuk memenuhi segala permintaan pasar. Tak terkecuali perusahaan perkebunan  sawit.

Untuk itu, Indonesian Planters Society (IPS) menyambut industri 4.0 dengan menyelenggarakan Seminar Nasional Planters Indonesia (SNPI) 2018. Kegiatan ini menjadi langkah awal untuk penguatan organisasi planters di Indonesia dan mengembangkan bisnis industri kelapa sawit di era digital.

Seminar yang diadakan dengan skala nasional mengusung tema “Peran Profesionalisme Planter dan Penerapan Sawit Digital dalam Peningkatan Produktivitas dan Profitabilias Sawit Indonesia yang Lestari”, pada pekan lalu selama dua hari (1 – 2 Agustus 2018), di Yogyakarta.

Ketua Panitia SNPI 2018, Darus Salam mengatakan seminar ini merupakan kegiatan pertama Indonesian Planters Society yang menghadirkan pembicara dari kalangan planters, petani, pemerintah, dan akademisi.

Dalam kegiatan event seminar ini, IPS menggandeng SAP dan Wilmar Consultancy Services atau biasa disebut WCS sebagai sponsor utama. Dimana system yang terintegrasi untuk kelapa sawit SAP sudah menjadi terdepan. Dan WCS sendiri adalah anak perusahaan dari Wilmar International.

Gunawan Tandun selaku Sales Director Wilmar Consultancy Services, pihaknya sangat mengapresiasi dan mendukung kegiatan tersebut karena profesi planters juga berpengaruh terhadap kemajuan industri sektor minyak sawit. Dan era teknologi mendorong  pemilik bisnis kelapa sawit harus tetap menggunakan data yang real-time.

Sementara itu, Ketua Umum Indonesian Planters Society, Zulham S. Koto juga menyampaikan IPS adalah organisasi profesi yang lahir pada 7 Januari 2018 sebagai wadah organisasi profesi yang berkarya di perkebunan Indonesia. “IPS lahir dari gagasan seluruh planter Indonesia , khususnnya perkebunan kelapa sawit yang efisien dan berdaya saing tinggi serta berkelanjutan.

Lebih lanjut, Zulham mengatakan IPS ingin menjadi bagian dari stakeholders atau pilar penting bagi perkebunan nasional untuk meningkatkan daya saing, efisiensi serta image yang baik. Image saat ini menjadi faktor utama untuk membangun perkebunan sawit yang berkelanjutan atau lestari.

 

Sumber: Sawitindonesia.com