Jakarta, CNBC Indonesia – Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) melemah pada awal perdagangan pagi hari ini. Pada sesi awal perdagangan di Bursa Malaysia Exchange Kamis (10/8/2023) pukul 08:32 WIB, harga CPO di posisi ke MYR 3.761/ton. Harganya melemah 0,27%.
Pelemahan ini berbanding terbalik dengan lonjakan harga CPO sebesar 2,11% pada hari sebelumnya. Harga CPO sangat volatile pada sepekan terakhir dengan kecenderungan melemah.
Ambruknya harga CPO disebabkan oleh melemahnya permintaan dan meningkatnya produksi CPO Malaysia. Di sisi lain, belum jelasnya kesepakatan Black Sea membuat harga CPO melonjak kemarin dan menahan pelemahan lebih dalam pada hari ini.
Reuters melaporkan Eropa hanya mengimpor CPO sebesar 297.399 hingga 6 Agustus, turun 12,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
“Pelaku industri melihat pemulihan harga pada semester II akan lebih lambat dibandingkan ekspektasi awal. Kenaikan permintaan sangat terbatas dan lebih disebabkan oleh kekhawatiran mengenai ketidakpastian pasokan akibat terhambatnya inisiatif Black Sea,” tutur analis sektor pertanian Refinitif.
Pelaku pasar hari ini juga menunggu data pasokan dan permintaan dari Dewan Sawit Malaysia (MPOB).
Polling Reuters memperkirakan inventori pasokan akan naik 4,2% (month to month/mtm) menjadi 1,79 juta pada Juli.
Sementara itu, pembaruan datang dari Amerika Serikat (AS). Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengatakan pemerintahan Presiden Joe Biden berharap Rusia akan kembali ke Kesepakatan Butir Laut Hitam (Black Sea Grain Intitative).
Rusia keluar dari kesepakatan biji-bijian Laut Hitam (Black Sea Grain Initiative) yang membuat kembali terblokadenya ekspor pangan dari Ukraina. Beberapa pelabuhan pangan Ukraina, yang mengekspor gandum, jelai sampai minyak bunga matahari, menjadi sasaran rudal.
Kesepakatan itu sebelumnya mengizinkan lebih dari 1.000 kapal yang membawa hampir 33 juta metrik ton produk pertanian ke lebih dari 40 tujuan global. Langkah Moskow keluar dari perjanjian bulan lalu, telah membuat pelabuhan pangan Ukraina rentan terhadap blokade dan serangan angkatan laut Rusia sería membuat harga pangan dunia merangkak naik.
“Kami berharap. Sekretaris Jenderal belum menyerah,” katanya dimuat CNBC International.
Rusia keluar dari kesepakatan biji-bijian Laut Hitam (Black Sea Grain Initiative) yang membuat kembali terblokadenya ekspor pangan dari Ukraina. Beberapa pelabuhan pangan Ukraina, yang mengekspor gandum, jelai sampai minyak bunga matahari, menjadi sasaran rudal.
“Mudah-mudahan, melalui upaya Sekretaris Jenderal, mereka akhirnya mengambil keputusan yang tepat,” tambahnya.
Terganggunya pengiriman gandum dan bijih-bijihan serta minyak nabati ikut melambungkan harga CPO pada perdagangan kemarin.
sumber: https://www.cnbcindonesia.com/market/20230810083128-17-461705/sempat-melambung-karena-ulah-rusia-harga-cpo-longsor-lagi