TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Minyak kelapa sawit mengandung salah satu lemak sehat yang bernutrisi dengan keunggulannya yang tidak mengandung asam lemak trans atau Trans Fatty Acid/ TFA) atau dikenal dengan istilah lemak terhidrogenasi.
Selain memiliki kandungan lemak sehat, juga dalam setiap 1 liter minyak kelapa sawit mengandung 20 persen vitamin A, antioksidan tokoferol dan tokotrienol.
Dengan pemakaian sehari-hari yang tepat guna, minyak sawit lebih sehat untuk kesehatan.Minyak kelapa sawit sebenarnya masuk dalam kategori minyak sayur atau minyak nabati yang mengandung minyak jenuh dan tak jenuh, vitamin E, beta-karoten, serta antioksidan.
Selain kaya nutrisi, minyak sawit berasal dari tumbuhan yang sangat efisien dibandingkan dengan penghasil minyak nabati lainnya.
Dengan memanfaatkan lahan seluas 1 hektar pohon kelapa sawit dapat menghasilkan CPO rata-rata 3,8 ton/tahun sedangkan minyak nabati lain seperti kedelai, bunga matahari dan rapa hanya di bawah 1 ton/tahun.
Selain efisien, minyak kelapa sawit juga bermanfaat bagi perekonomian, karena saat ini tanaman kelapa sawit digunakan oleh sekitar 3 miliar orang di 150 negara.
“Minyak kelapa sawit kaya akan lemak dan vitamin. Pada minyak kelapa sawit mentah atau yang belum dimurnikan terkandung 60 hingga 100 mg vitamin E per 100 gram,” ungkap Lim Teck Guan, General Manager PT Asianagro Agung Jaya (Apical Marunda), salah satu perusahaaan produsen minyak kelapa sawit dalam diskusi virtual bersama media di Jakarta, Senin, 27 Juli 2020.
Dia menjelaskan, minyak kelapas sawit setelah dimurnikan rata-rata mengandung 50-65 persen kandungan vitamin E tetap. “Sebanyak 70% vitamin E dalam minyak sawit mengandung tokotrienol,” ujarnya.
Lim menjelaskan, minyak nabati lainnya seperti jagung, zaitun, kedelai, dan bunga matahari, merupakan sumber tokoferol yang baik tetapi tidak mengandung tokotrienol.
Dokter. Hartika Ketty SpKK memaparkan, dengan komposisi seimbang ini, minyak kelapa sawit dinyatakan sebagai minyak goreng nabati yang paling cocok dibandingkan dengan minyak nabati lain.
“Sehingga jika digunakan untuk menggoreng maka stabilitasnya tinggi, tidak mudah tengik, dan menghasilkan produk gorengan awet serta tidak mengandung radikal bebas tinggi,” jelas nya.
Mengutip European Food And Safety Authority, 2010, dr. Hartika Ketty SpKK. menjelaskan, untuk mencapai diet sehat 25-30% dari asupan energi harian sebaiknya berupa lemak.
Sedangkan menurut Food & Agriculture Organization 2010, 15-35% dari asupan energi harian berupa lemak.
“Jadi pada dasarnya lemak sejatinya yang sangat berguna bagi tubuh adalah kolestrol. Kandungan inilah yang berguna untuk membentuk dinding sel, empedu, hormon dan vitamin,” ujar dr Hartika Ketty.
“Orang cenderung lupa, bahwa sebenarnya lemak yang paling sehat adalah yang berasal dari minyak nabati seperti yang terkandung dalam minyak kelapa sawit ini dan bukan hewani, dengan catatan bahwa harus tepat penggunannya dan tidak berlebihan,” imbuhnya.
Lim menambahkan, Tokotrienol bekerja lebih cepat sebagai antioksidan (zat yang dapat mencegah kerusakan atau kematian sel, kerusakan DNA dan timbulnya sel kanker atau tumor akibat terdapat radikal bebas dalam tubuh manusia) dan sangat bermanfaat untuk melindungi otak dari lemak tak jenuh ganda dan demensia, mengurangi risiko stroke, serta mencegah pertubuhan tumor otak.
Tidak hanya diolah menjadi minyak goreng dan margarine dan mentega, kelapa sawit juga diolah jadi bahan baku es krim, cokelat, sabun, bahan mi instan, biodiesel hingga bahan kosmetik.
Lim menjelaskan, perusahaaannya saat ini memproduksi minyak sawit menjadi minyak goreng dan mentega dengan merek Camar, Harumas, Frybest, Vitas dan Medalia.
Sumber: Tribunnews.com