PT Pertamina (Persero) akan menguji coba pengolahan minyak sawit menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM) ramah lingkungan. Setelah berhasil di kilang Plaju, Sumatera Selatan, Pertamina akan mengolah minyak sawit di Kilang Dumai di Riau dan Kilang Balongan di Jawa Barat tahun depan.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana mengatakan dalam uji coba tersebut Pertamina akan menggandeng Institut Teknologi Bandung (ITB). Dalam hal ini, ITB akan menyediakan teknologi katalis.
Katalis merupakan suatu zat yang dapat mempercepat dan mengarahkan reaksi kimia supaya menghasilkan produk yang diinginkan. Sehingga minyak sawit bisa menjadi BBM ramah lingkungan.
“Kan gasoline sudah berhasil di Plaju,” kata Rida, usai rapat dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan di kantornya, Kamis (27/12) kemarin.
Rida mengatakan penerapan pengolahan minyak sawit di kilang tersebut berlangsung bertahap. Kilang Dumai akan mulai uji coba pengolahan minyak sawit pada Februari 2019. Targetnya akan menghasilkan Solar ramah lingkungan (green gasoline).
Sedangkan, di Kilang Balongan dilakukan April 2018 dengan harapan bisa menghasilkan bahan bakar avtur yang ramah lingkungan.
Di tempat yang sama, Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) Sahat M. Sinaga yang juga ikut dalam rapat tersebut mengatakan pengolahan minyak sawit pada kilang Dumai nantinya akan diterapkan 100%. Jadi, akan murni mengolah sawit untuk kemudian menghasilkan solar yang ramah lingkungan.
Hal ini berbeda dengan biodiesel yang masih menggunakan campuran minyak fosil. “Ini full 100% crude palm oil, bisa langsung jadi diesel,” kata Sahat, Kamis (27/12).
Akan tetapi, sebagai tahap awal, minyak sawit itu akan diolah dengan minyak mentah di Kilang Balongan untuk menghasilkan Avtur ramah lingkungan. Komposisinya, minyak sawit 25%.
Menurut Sahat dengan adanya program tersebut, ketahanan energi di Indonesia bisa terjaga. Ini karena bisa memanfaatkan bahan baku di dalam negeri yakni sawit untuk diolah menjadi BBM. Selain itu bisa menurunkan impor BBM.
Diberitakan sebelumnya, PT Pertamina (Persero) berhasil mengolah minyak sawit menjadi BBM dan elpiji ramah lingkungan di Kilang Plaju, Sumatera Selatan. Dengan pengolahan itu, perusahaan pelat merah itu menghemat US$ 160 juta atau Rp 2,3 triliun per tahun.
Direktur Pengolahan Pertamina Budi Santoso Syarif mengatakan penghematan tersebut terjadi karena ada impor minyak berkurang 7,36 ribu barel per hari (bph). “Upaya ini sangat mendukung pemerintah dalam mengurangi penggunaan devisa,” kata dia berdasarkan siaran resminya, Jumat (21/12).
Adapun fasilitas di Kilang Plaju mengolah minyak sawit sejak awal Desember lalu. Kapasitasnya 20 Million Barel Steam Per Day (MBSD).
Kilang itu pun menghasilkan BBM beroktan 90 yang lebih ramah lingkungan sebanyak 405 ribu barel per bulan setara 64.500 kilo Liter per bulan. Selain itu, kilang menghasilkan produksi elpiji ramah lingkungan sebanyak 11.000 ton per bulan.
Sumber: Gosumbar.com