Jakarta – Penggunaan biodiesel sebagai Bahan Bakar Nabati (BBN) untuk alat berat pertambangan dengan formula biodiesel 15% (B15) tahun ini ditargetkan sebanyak 421.000 kiloliter (Kl) atau 12% dari total target konsumsi biodiesel sebanyak 3,5 juta KL.

“Untuk B15 di pertambangan totalnya 2018 kita berharap bisa mengkonsumsi kurang lebih 421.000 Kl, selama 2018” kata Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian Energi Sumber Daya Mineral Rida Mulyana di kantornya, Jakarta, Kamis (19/4/2018).

Dengan adanya perluasan penggunaan biodiesel di sektor non public service obligation (PSO/subsidi), pertambangan dan transportasi kereta api, ini diharapkan ada tambahan konsumsi minimal 660.000 Kl biodiesel per tahun ini.

“Target 2018 maksimum dengan kemudian perluasan ke sektor pertambangan kita harapkan itu menjadi 3,5 juta. Itu ada tambahan kurang lebih 660.000 per tahun anggaran ya antara 2017-2018. Itu terdiri dari PSO 2018, termasuk kereta api di B5 dan B15 di pertambangan,” lanjutnya.

Seiring upaya meningkatkan volume tersebut, kata Rida juga dilakukan upaya untuk menjamin kualitasnya sesuai SNI baik untuk solar, biodiesel, maupun SNI berupa campuran keduanya.

“Ketiga ini kita cek beberapa titik mulai dari produsennya sendiri misalnya dari B0-B100 kita cek sampai kemudian di transportasinya, kemudian di storage-nya, kemudian setelah dicampur sampai di titik akhir sebelum digunakan, misalnya di transportasi ada di SPBU agar kualitas sesuai SNI,” tambahnya.

Tak berhenti sampai di situ, Rida menyebutkan penggunaan biodiesel untuk sektor non PSO akan terus diperluas.

“Kereta api B5, belum tentu berarti akan B5 terus. Tunggu setelah Juli selesai kita harap bisa B10 dan seterusnya. Begitupun pertambangan B15 sampai B20, B30” tambahnya. (hns/hns)

 

Sumber: Detik.com