JAKARTA – Pada Oktober ini, beberapa negara tujuan utama ekspor Indonesia mencatatkan kenaikan permintaan minyak sawit dari Indonesia seperti China membukukan kenaikan 14% atau dari 370,47 ribu ton di September terkerek menjadi 423,74 ribu ton, diikuti Negara – negara Uni Eropa (naik 18%), Amerika Serikat (naik 11%) dan Bangladesh (naik 22%).
Sementara merujuk laporan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), untuk pasar minyak sawit di Pakistan justru menunjukka penurunan permintaan minyak sawit dari Indonesia yang cukup signifikan yaitu 32% atau dari 211,52 ribu ton di September, terkikis menjadi 144,26 ribu ton di Oktober.
Penurunan permintaan dari Pakistan dikarenakan mulai aktifnya crushing plant di negara tersebut memicu impor kedelai dan kanola yang tinggi selain itu juga harga menjadi faktor kuat bagi Pakistan dalam menentukan volume pembelian minyak sawit.
Kondisi serupa terjadi di India yang juga mengalami penurunan permintaan minyak sawit sebesar 16% atau dari 650,75 ribu ton di September turun menjadi 544,17 ribu ton di Oktober. “Penurunan permintaan dari India karena harga yang tinggi dan bea masuk India yang tinggi. Selain itu India juga sedang giat mengisi stok kedelai di dalam negerinya,” catat Sekretaris Jenderal GAPKI, Togar Sitanggang, dalam keterangan resmi yang diterima InfoSAWIT, Jumat, (15/12/2017). (T2)
Sumber: Infosawit.com