Setelah mendapat tekanan dan protes dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lingkungan seperti Greenpeace, Wilmar International Limited (Wilmar) menyatakan dukungannya terhadap peningkatan pengawasan terhadap pemasok minyak sawitnya. Kebijakan baru ini akan berdampak pada petani kecil yang belum memenuhi standar-standar perkebunan sawit berkelanjutan.

Untuk itu, Wilmar bersama Aidenvironment, konsultan independen yang focus keberlanjutan dan perubahan iklim, dan beberapa perusahaan-perusahaan consumer goods mengeluarkan pernyataan bersama untuk mewujudkan minyak sawit bebas deforestasi.

Dalam kebijakan baru ini, Wilmar menyatakan mendukung Aidenvironment dalam mengembangkan database pemetaan yang lebih komprehensif terkait kepatuhan pemasok sawit Wilmar terhadap sawit berkelanjutan.

Chief Sustainability Officer ofWilmarJeremy Goon mengatakan, peningkatan pengawasan ini bagian dari komitmen perusahaan mendukung program tanpa deforestasi, tanpa lahan gambut, tanpa eksploitasi (NDPE).

“Kami tetap mengacu pada komitmen NDPE, dan rencana ini adalah bagian strategi keberlanjutan kami, sembari kami berjuang membawa industri minyak sawit bebasd eforestasi dan konflik,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (11/12).

Jeremy berjanji, kebijakan ini akan dijalankan secara hati-hati karena bisa berdampak pada petani sawit kecil. Meski begitu, ia menegaskan dalam meningkatkan standar kebijakan keberlanjutan ini, Wilmar tidak membeli minyak sawit dari perkebunan yang belum bebas deforestasi.

Co-Founder of Aidenvironment Asia Eric Wakker menyambut baik upaya Wilmar tersebut. Menurutnya, dengan kebijakan ini, perusahaan-perusahaan yang berada di rantai pasok minyak kelapa sawit, kini akan mendapatkan informasi yang lebih baik akan perusahaan perkebunan pemasok mereka. “Baik itu dari sisi lokasi operasi maupun dari kepatuhan terhadap kebijakan NDPE, “harapnya.

Pada kuartal III 2018, Wilmar mencetak laba bersih US$ 927,08 juta. Laba tersebut naik 20,6% dari periode sama 2017. Sebagian besar kenaikan pendapatan Wilmar ini banyak disokong kenaikan penjualan dari beberapa unit bisnis hasil joint venture. Kinerja perusahaan ini juga terdorong dari penjualan di segmen bisnis tropical oils dan oilseeds.

 

Sumber: Harian Kontan