World Plantation Conferences and Exhibition (WPLACE) 2017 menjadi sarana pertukaran informasi dan pengetahuan antar pemangku kepentingan perkebunan seperti akademisi, peneliti, pemerintah, swasta, dan petani. Konferensi yang berlangsung pada 18-20 Oktober 2017 di Jakarta ini akan menghadirkan 105 pembicara kompeten.
“Acara ini sesuai program pemerintah yang mendorong peranan sektor perkebunan. Tema konferensi berupaya meningkatkan pengetahuan dan kemampuan para petani,” kata Direktur Utama PT Riset Perkebunan Nusantara (RPN) Teguh Wahyudi dalam jumpa pers WPLACE 2017, Senin (16/10/2017) di Jakarta.
Hadir dalam jumpa pers ini antara lain Musdhalifah Machmud (Deputi Menko Perekonomian), Bambang (Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian RI), dan Gede Wibawa, Direktur PT Riset Perkebunan Nusantara.
Konferensi ini menghadirkan pembicara yang menyajikan beragam tema mulai dari bisnis, hilirisasi, bioteknologi, perubahan iklim, hingga peranan Informasi Teknologi (IT) dalam perkebunan. Dari aspek ekonomi, sesi khusus mengulasi upaya produk perkebunan Indonesia menembus ke pasar Eropa.
Rendahnya produktivitas sektor perkebunan akan menjadi perhatian utama. Teguh Wahyudi menyebutkan dari potensi yang dimiliki produk perkebunan baru tercapai 25%-30%. Faktor penyebabnya adalah belum optimalnya kegiatan perawatan tanaman seperti pemupukan. Sebagai gambaran, produktivitas karet masih rendah 1 ton per hektare per tahun. Kelapa sawit produktivitas sekira 1,5 ton per hektare per tahun, dan kakao baru 600 kilogram per hektare per tahun.
Sejalan dengan program pemerintah dalam meningkatkan sektor perkebunan, pada acara ini akan diberikan 35 juta bibit komoditas perkebunan strategis dari APBN-P 2017. Komoditas tersebut yakni karet, teh, kakao, kopi, tebu, kelapa, kelapa sawit dan rempah.
Teguh Wahyudi mengatakan pemberian bibit ini bahkan direncanakan akan diberikan secara langsung oleh Presiden Joko Widodo, sekaligus membuka konferensi yang dijadwalkan rutin tahunan.
Musdhalifah Machmud menyambut baik berjalannya WPLACE 2017 untuk menggerakkan sektor perkebunan. Dalam pandangannya, komoditas yang telah besar seperti kelapa sawit akan tetap dipertahankan bahkan berkembang lebih besar. Sedangkan, produk perkebunan yang belum bagus berupaya ditingkatkan.
Sementara itu, Bambang menjelaskan bahwa sektor perkebunan berkontribusi Rp 429 Triliun bagi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Walaupun dengan sumbangan ini, banyak pihak melupakan pembenahan perkebunan sawit rakyat.
“Kami akan salurkan bantuan benih kepada petani perkebunan sebanyak 35 juta benih. Bantuan ini diharapkan dapat tersalurkan semua sampai akhir tahun ini. Dari tahun lalu sudah dipersiapkan,” ujarnya.
Pemberian 35 juta benih dilaksanakan melalui alokasi Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2017. Namun, Bambang enggan menyebutkan nilai anggaran bantuan benih.
Dirut PT Pertamina (Persero) Elia Massa Manik dijadwalkan menjadi pembicara dalam acara yang digelar 18-20 Oktober di Hotel Gtand Sahdi Jaya ini guna membahas bioenergi. Lebih dari 1.500 peserta diakui Teguh telah mendaftar sementara kapasitas di hotel Grand Sahid tidak mencukupi.
Peserta berasal dari berbagai kalangan seperti pengusaha, petani, akademisi, swasta dan perbankan. Bukan hanya berasal dari dalam negeri tapi juga ada 380 peserta yang berasal dari 32 negara.
Sumber: Sawitindonesia.com