Dekati HET, Kemendag Klaim Harga MinyaKita Berhasil Turun Bertahap
Penulis: Erlinda Puspita | Editor: Khairul Kahfi
Senin, 16 Juni 2025
JAKARTA – Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengklaim bahwa harga Minyak Goreng Rakyat (MinyaKita) terus mengalami penurunan secara bertahap, meskipun masih berada di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) sebesar Rp15.700 per liter. Penurunan ini diharapkan dapat menahan laju kenaikan harga minyak goreng kemasan premium yang mulai terjadi.
“Memang kalau di (minyak goreng) kemasan premium ada sedikit kenaikan, namun MinyaKitanya mengalami penurunan. Jadi kami berharap MinyaKita ini bisa menahan laju kenaikan harga minyak goreng,” ujar Direktur Tertib Niaga Ditjen PKTN Kemendag, Mario Josko, dalam Rapat Koordinasi Inflasi Daerah di Jakarta, Senin (16/6).
Mario menyampaikan bahwa per 16 Juni 2025, harga MinyaKita tercatat menurun sebesar 0,11% dibanding pekan sebelumnya menjadi Rp16.809 per liter. Penurunan ini juga tercatat 1,15% lebih rendah dibandingkan harga pada Mei 2025. Namun, harga MinyaKita masih berada di atas HET sebesar 7,07%.
Kemendag menargetkan agar harga MinyaKita bisa terus ditekan hingga menyentuh HET. “Kami akan terus melakukan berbagai upaya agar harga MinyaKita turun sampai sesuai HET, yaitu Rp15.700 per liter,” ujarnya.
Mario menjelaskan bahwa pembentukan harga nasional dipengaruhi oleh sejumlah provinsi, terutama 10 provinsi yang memiliki harga MinyaKita tertinggi, bahkan di atas 10% dari HET. Provinsi-provinsi tersebut antara lain:
-
Papua Tengah: Rp18.500/liter
-
Nusa Tenggara Timur: Rp18.199/liter
-
Papua: Rp18.000/liter
-
Papua Selatan: Rp18.000/liter
-
Nusa Tenggara Barat: Rp17.778/liter
-
Bali: Rp17.750/liter
-
Gorontalo: Rp17.708/liter
-
Kalimantan Timur: Rp17.625/liter
-
Kalimantan Selatan: Rp17.600/liter
-
Papua Barat Daya: Rp17.500/liter
Menurut Mario, tingginya harga di wilayah tersebut disebabkan oleh tidak adanya distributor resmi dan pengecer yang menyalurkan melalui jalur distribusi resmi SIMIRAH. Distribusi sering kali dilakukan oleh pedagang lain yang tidak tercatat, sehingga harga menjadi lebih tinggi. Ia menyarankan agar wilayah-wilayah tersebut mendapat intervensi langsung dari BUMN.
“Pasokannya tidak melalui jalur distribusi yang terdata di SIMIRAH. Jadi dari pedagang lain yang menyebabkan harganya tinggi,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Divisi Perencanaan Operasional dan Pelayanan Publik Bulog, Rini Andrida, melaporkan bahwa hingga 9 Juni 2025, Bulog telah menyalurkan MinyaKita sebanyak 44.642,288 kiloliter ke seluruh wilayah Indonesia.
“Telah kami distribusikan ke wilayah-wilayah di Indonesia sebanyak 42.216 kiloliter,” ujar Rini.
sumber: http://validnews.id/ekonomi/dekati-het-kemendag-klaim-harga-minyakita-berhasil-turun-bertahap