Jakarta, CNN Indonesia — Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa ekspor minyak kelapa sawit (CPO) dan turunannya mengalami penurunan drastis hampir 40 persen pada Juli 2024. Nilai ekspor CPO tercatat sebesar US$1,39 miliar pada Juli 2024, turun 39,22 persen dibandingkan dengan Juli tahun lalu yang mencapai US$2,28 miliar, dan turun 36,27 persen dibandingkan dengan Juni 2024 yang mencapai US$2,18 miliar.
Penurunan ini dikaitkan dengan indikasi melemahnya permintaan, di mana volume ekspor CPO menurun lebih tajam dibandingkan dengan penurunan nilainya. “Tentunya CPO menurun karena indikasi penurunan permintaan. Karena penurunan volume CPO lebih dalam dibandingkan penurunan nilainya,” ujar Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, dalam konferensi pers, Kamis (15/8).
Amalia menjelaskan bahwa penurunan ekspor CPO dan turunannya sangat signifikan, terutama ke India, yang anjlok 59,3 persen secara bulanan (month-to-month) dan 67,5 persen secara tahunan (year-on-year). Ekspor CPO ke China juga turun 49,56 persen (mtm) dan 30,04 persen (yoy).
Selain itu, ekspor CPO ke Pakistan mengalami penurunan 17,78 persen (mtm) dan 18,62 persen (yoy).
Penurunan ekspor tidak hanya terjadi pada CPO, tetapi juga pada batu bara. Nilai ekspor batu bara tercatat sebesar US$2,49 miliar, turun 2,49 persen dibandingkan dengan Juli 2023 yang sebesar US$2,56 miliar, dan sedikit turun 0,07 persen dibandingkan dengan Juni 2024 yang sebesar US$2,49 miliar.
Amalia menambahkan, “Penurunan nilai ekspor batu bara lebih disebabkan oleh tren penurunan harga, meskipun volume ekspor meningkat, namun nilai ekspornya menurun karena harga sedang dalam tren penurunan.”
Artikel selengkapnya dapat dibaca di CNN Indonesia dengan judul “Ekspor Minyak Sawit Anjlok Hampir 40 Persen pada Juli 2024”.
sumber: https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20240815143047-92-1133408/ekspor-minyak-sawit-anjlok-hampir-40-persen-pada-juli-2024