InfoSAWIT, JAKARTA – Provinsi Jambi telah dikenal sebagai produsen karet sejak dahulu kala. Namun keberadaan perkebunan karet, yang sebagian besar dimiliki petani rakyat ini, selalu mengalami pasang surut harga jual. Alhasil, Provinsi Jambi juga mengalami banyak penggantian jenis perkebunan, dari kebun karet berubah menjadi kebun kelapa sawit.
Menurut Plt Camat Maro Sebo Ilir, Kabupaten Batang Hari, Provinsi Jambi, Sanusi, perkebunan kelapa sawit memang dikenal sebagian besar masyarakat memiliki daya tahan lebih baik dibandingkan kebun lainnya, seperti kebun karet. Terlebih, perawatan dan pemanenannya, jauh lebih mudah dan memberikan keuntungan hingga 25 tahun dalam satu siklusnya.
Keunggulan kebun kelapa sawit itulah yang telah menyebabkan masyarakat di daerahnya, lebih condong memilih untuk melakukan budidaya kelapa sawit. Bahkan, ada beberapa orang di wilayahnya, mengganti jenis tanaman kebunnya menjadi kelapa sawit.
“Masyarakat sekitar sini, lebih memilih menanam kelapa sawit di kebun miliknya ketimbang jenis tanaman lainnya,” kata Camat Maro Sebo Ilir, Sanusi kepada InfoSAWIT.
Pilihan masyarakat yang ingin menanam kelapa sawit itu memang menjadi bagian dari dinamika perkebunan di Provinsi Jambi. Pasalnya, masyarakat lebih percaya akan pengalaman teman-temannya yang sudah terlebih dahulu memiliki kebun sawit. Dimana, kesejahteraan kehidupannya, sebagian besar lebih sejahtera dibandingkan yang lainnya.
Salah satunya, didapat dari cerita warga yang selalu merasakan kesulitan untuk biaya hidup bila menggantungkan penghasilan dari berkebun karet. Dibandingkan dengan tetangganya, yang memiliki kebun sawit, kehidupan mereka jauh lebih baik. Dorongan hasil ekonomi itulah, yang menyebabkan masyarakat lainnya ingin berkebun kelapa sawit.
Kendati Provinsi Jambi, secara total luasan, hanya memiliki perkebunan kelapa sawit sekitar 100 ribu hektar, namun masih memiliki potensi besar untuk terus dikembangkan. Sebab, perkebunan kelapa sawit telah memberikan bukti keberhasilan berkelanjutan bagi para petani kelapa sawit di Provinsi Jambi. Peningkatan ekonomi dan kesejahteraan sosial dan lingkungan, juga menjadi lebih baik.
Memang, keberadaan perkebunan kelapa sawit milik petani, juga harus didukung akan keberadaan perusahaan perkebunan milik negara dan swasta. Kehadiran perusahaan perkebunan kelapa sawit ini juga dilengkapi dengan adanya Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang berfungsi untuk mengolah hasil panen TBS yang dihasilkan kebun sawit.
Alhasil, perkebunan kelapa sawit secara langsung dapat terkelola dengan baik pada sektor hulunya. Dari pembangunan dan pengelolaan kebun sawit, hingga mengolah hasil panennya menjadi minyak sawit mentah (CPO) dalam suatu kawasan. Sehingga menjadi suatu pola pembangunan berkelanjutan yang mampu membangun ekonomi suatu daerah. (T1)
Sumber: Infosawit.com