InfoSAWIT, JAKARTA – Situasi produksi minyak kelapa sawit (CPO) tahun 2020 di Indonesia tercatat akan lebih rendah dari tahun 2019. Pada bulan Agustus hingga September, produksi minyak sawit asal Indonesia cukup baik. Salah satu kemungkinannya adalah karena situasi yang mendukung adanya pohon-pohon kelapa sawit sepanjang tahun.

Sementara itu kata Wakil Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Togar Sitanggang,  biodiesel diperkirakan akan terserap 7,2 juta ton, sekitar 14% lebih rendah dari target pemerintah. Ini akibat situasi ekonomi dan permintaan berjalan dengan lambat. Untuk kegiatan ekspor minyak sawit juga tercatat lebih  rendah.

“Tetapi, penurunan serapan CPO tersebut cukup dibantu oleh produk oleochemical yang meningkat sekitar 17% karena pada era new normal, orang-orang mencuci tangannya secara berkala dan lebih sering daripada waktu sebelumnya, sehingga membutuhkan produk oleochemical untuk melakukan hal tersebut,” katanya saat menjadi pembicara di acara Indonesia Palm Oil Conference (IPOC) 2020 New Normal yang diselenggarakan secara virtual dihadiri InfoSAWIT, awal Desember 2020.

Sebab itu GAPKI memprediksi stok sampai akhir tahun 2020 akan sebanyak 7,4 juta ton. Lantas, konsumsi domestik, lebih banyak didongkrak oleh sektor oleochemical meningkat karena adanya pandemik dan keperluan untuk mencuci tangan secara intensif.

Sementara untuk kebutuhan makanan lebih rendah lantaran ada penerapan pembatasan sosial berskala besar, yang pada akhirnya banyak orang takn lagi pergi ke restoran, hotel, acara tertentu, yang menggunakan persediaan makanan. “Selama waktu pembatasan, bulan April hingga Juli merupakan waktu yang sangat ketat, sehingga tingkat konsumsinya pun juga rendah. Keseluruhan total konsumsi diesel/solar adalah sekitar 7,2 juta ton,” catat Togar. (T2)

 

Sumber: Infosawit.com