petani kelapa sawit
India Borong 993.000 Ton Sawit di Agustus 2025

India baru saja membuat gebrakan besar di pasar minyak sawit dunia. Negara dengan populasi 1,4 miliar ini mengimpor 993.000 ton minyak sawit pada Agustus 2025. Angka ini melonjak 16% dari bulan sebelumnya dan menjadi rekor tertinggi sejak Juli 2024.

Kenapa India tiba-tiba beli sawit dalam jumlah besar? Ada dua alasan utama:

  1. Harga sawit lebih murah dari minyak kedelai dan minyak nabati lain

  2. Persiapan festival di pertengahan Oktober, terutama Diwali

“Refiner meningkatkan pembelian minyak sawit karena harganya jauh lebih murah dibanding soyoil, dan untuk mengantisipasi lonjakan konsumsi selama musim festival,” kata Rajesh Patel, Managing Partner GGN Research.

Harga CPO Malaysia Naik Tipis

Di Bursa Malaysia, harga minyak sawit berjangka naik sedikit ke MYR 4.498 per ton pada Selasa 9 September 2025. Kenaikan 0,22% ini didorong melemahnya minyak nabati pesaing di bursa Chicago.

Harga CPO Indonesia juga mengalami kenaikan. Di KPBN (Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara), harga CPO Franco Dumai naik menjadi Rp 14.625 per kg. Ini naik Rp 98 per kg atau sekitar 0,67% dari hari sebelumnya.

Dampak untuk Produsen Indonesia dan Malaysia

Lonjakan impor India ini kabar baik untuk Indonesia dan Malaysia sebagai dua produsen sawit terbesar dunia. Kedua negara ini menguasai lebih dari 80% produksi sawit global.

Indonesia sendiri adalah raja sawit dunia dengan:

  • Luas kebun: 16,83 juta hektar

  • Produksi: 46,82 juta ton pada 2022

  • Pangsa pasar: 58% produksi sawit global

Permintaan tinggi dari India membantu mengurangi stok berlebih di kedua negara. Para surveyor memperkirakan pengiriman ekspor pada Agustus naik 10,2% hingga 15,4% dari Juli.

Stok Malaysia Masih Tinggi

Meski ada peningkatan permintaan, Reuters memproyeksikan stok sawit Malaysia tetap naik untuk bulan keenam berturut-turut pada Agustus. Produksi masih melampaui ekspor walaupun ada tanda pemulihan permintaan.

Persaingan dengan Minyak Nabati Lain

Di India, impor minyak kedelai (soyoil) justru turun 28% menjadi 355.000 ton pada Agustus. Sebaliknya, impor minyak bunga matahari naik 27% ke 255.000 ton.

India bahkan mengimpor 6.000 ton minyak kanola – pengiriman pertama dalam hampir lima tahun. Total impor minyak nabati India naik 3,6% menjadi 1,6 juta ton.

Prospek ke Depan

Para trader memperkirakan impor sawit India akan tetap di atas 900.000 ton pada September 2025. Permintaan tinggi ini dipicu oleh:

  • Musim festival yang membutuhkan banyak minyak untuk makanan manis dan gorengan

  • Harga sawit yang masih kompetitif dibanding minyak nabati lain

  • Stok domestik yang menipis

Tantangan di Pasar China

Fokus pasar juga tertuju ke China sebagai pembeli utama sawit. Data Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Indeks Harga Produsen (PPI) mendatang diperkirakan menunjukkan tekanan deflasi. Hal ini menambah kekhawatiran tentang perlambatan permintaan dan friksi perdagangan.

Kesimpulan

Lonjakan impor sawit India sebesar 16% pada Agustus 2025 memberi angin segar bagi industri sawit global. Dengan permintaan yang diperkirakan tetap tinggi jelang festival Oktober, harga sawit berpotensi terus menguat.

Bagi Indonesia sebagai produsen terbesar, ini adalah momentum bagus untuk meningkatkan ekspor dan mengurangi stok berlebih. Namun, produsen juga perlu waspada terhadap kondisi pasar China dan persaingan dengan minyak nabati lain.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *