Pasar Ekspor Utama
-
India: Menyerap 27% ekspor CPO, didorong peningkatan konsumsi minyak goreng dan biodiesel campuran B10–B15.
-
Tiongkok: Peningkatan impor CPO sebesar 12% year-on-year, terutama untuk industri makanan olahan dan kosmetik.
-
Uni Eropa: Pasokan CPO stabil meski regulasi keberlanjutan semakin ketat; ekspor produk oléochemical mencatat pertumbuhan 8%.
Kebijakan Domestik Penguat
Program B30 biodiesel yang diwajibkan pemerintah berhasil menyerap 2 juta kiloliter minyak sawit sebagai bahan bakar campuran, memperkuat industri hilir nasional dan mengurangi ketergantungan impor minyak nabati. Kebijakan ini juga menstabilkan harga TBS di tingkat petani, mendorong peningkatan produksi CPO.
Tantangan dan Peluang
Tantangan:
-
Fluktuasi harga global akibat dinamika geopolitik dan kebijakan intervensi stok di negara produsen lain.
-
Regulasi sertifikasi keberlanjutan (RSPO, ISCC) untuk mempertahankan akses pasar Uni Eropa dan Amerika Utara.
Peluang:
-
Pengembangan produk turunan (oleochemicals, lipstik, sabun) dengan nilai tambah tinggi.
-
Ekspansi pasar di Amerika Latin dan Afrika melalui perjanjian perdagangan bebas.
Strategi Optimalisasi
-
Peningkatan Produktivitas Kebun: Adopsi teknologi smart farming dan renovasi tanaman tua.
-
Diversifikasi Produk: Ekspansi ke oleochemical dan biopropelan.
-
Sertifikasi Berkelanjutan: Percepatan penerapan RSPO dan ISCC untuk menembus pasar Eropa dan AS.
Indonesia sebagai produsen CPO terbesar dunia siap memanfaatkan momentum Juli 2025 untuk memperkuat posisi di pasar global sambil meningkatkan nilai tambah komoditas sawit demi kesejahteraan petani dan pertumbuhan industri hilir.