Medan: Devisa produk sawit dari Sumatera Utara pada 2017 mencapai USD3,695 miliar dengan pemasaran terbesar ke Republik Rakyat Tiongkok. Setelah ke Republik Rakyat Tiongkok atau RRT, ekspor lemak dan minyak hewan/nabati itu terbesar ke India dan Amerika Serikat.
“Devisa lemak dan minyak hewan/nabati itu naik 11,40 persen dari 2016 yang masih USD 3,317 miliar,” ujar Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Bismark SP Sitinjak dikutip dari Antara, Minggu, 4 Februari 2018.
Nilai ekspor lemak dan minyak hewan/nabati itu memberikan persentase terbesar atau 40,09 persen pada total devisa Sumut 2017 yang sebesar USD7,776 miliar. Bismark menegaskan, hampir setiap tahun, lemak dan minyak hewan/nabati memberikan kontribusi terbesar pada devisa Sumut.
Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau Gapki Sumut, Setia Dharma Sebayang mengatakan, di 2017 memang ada kenaikan volume dan nilai ekspor lemak dan minyak hewan/nabati itu. Walau tidak terlalu besar, kenaikan itu menggembirakan karena kalau harga ekspor naik, maka harga petani juga naik.
“Diharapkan volume dan ekspor lemak dan minyak hewan/nabati itu naik lagi pada 2018,” katanya.
Meskipun diakui, tantangan ekspor masih tetap besar karena kampanye negatif sawit masih terus berlangsung dan perekonomian masih belum pulih 100 persen.
Sumber: Metrotvnews.com