Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menggelar Pekan Riset Sawit Indonesia 2018 guna mendorong peningkatan produksi industri kelapa sawit dalam negeri. Acara ini merupakan program unggulan yang dilaksanakan secara reguler untuk mengembangkan pusat penelitian BPDPKS.
Direktur BPDPKS, Dono Bustami mengatakan, industri kelapa sawit merupakan salah satu industri penyumbang devisa terbesar di Indonesia, dengan total ekspor mencapai Rp 240 triliun di tahun 2016. Dengan demikian, diperlukan riset yang inovatif dan kreatif untuk mengembangkan industri ini.
“Jutaan masyarakat sangat bergantung pada industri sawit Indonesia. Pertumbuhan industri sawit akan berperan penting pada peningkatan kesejahteraan masyarakat,” kata Dono di Hotel eL Royale Hotel, Bandung (13/2).
Dia menambahkan, tujuan riset ini untuk meningkatkan produktivitas atau efisiensi, peningkatan aspek sustainability, dan mendorong penciptaan produk atau pasar baru. Nantinya, hasil-hasil riset ini akan didorong untuk dapat dimanfaatkan baik oleh industri, pemerintah, maupun oleh petani.
Di mana ruang lingkup penelitian dan pengembangan ini dilakukan oleh akademisi, lembaga peneliatian, dan industri. Penelitian mencakup aspek lingkungan, oleokimia dan biomaterial, bioenergi, pangan dan kesehatan, pasca panen dan pengolahan, budidaya, serta sosial ekonomi, bisnis, manajemen, pasar, dan TIK.
Dono menyebut, sejak tahun 2015-2017, BPDPKS telah menggandeng 24 universitas, PTN, dan PTS, 127 peneliti senior, 13 lembaga penelitian non perguruan tinggi, dan 146 mahasiswa. Dan telah menghasilkan 115 kontrak penelitian sawit, 11 paten, 101 publikasi ilmiah nasional dan internasional, dan menerbitkan 3 buku.
Sumber: Merdeka.com