JAKARTA – Produsen benih kelap sawit mengandalkan kegiatan peremajaan kebun untuk menopang penjualan tahun ini di tengah kekhawatiran akan dampak penurunan harga minyak sawit mentah dan peredaran benih palsu.

General Manager Satuan Usaha Strategis Bahan Tanaman Pusat Penelitian Kelapa sawit(PPKS) Edy Suprianto menyebutkan penurunan harga crude palm oil (CPO) yang terjadi saat ini berpotensi menyurutkan minat para petani rakyat dalam melakukan peremajaan tanaman.

“Ada sedikit kekhawatiran dengan turunnya harga CPO yang terjadi saat ini akan berdampak pada penyaluran semester II,” katanya kepada Bisnis, Selasa (3/7) malam.

Kendati demikian, Edy optimistis bahwa target penyaluran kecambah kelapa sawit yang dinaikkan dalam Rencana Kena dan Anggaran Perusahaan (RKAP-P) 2018 dari sebelumnya 23 juta menjadi 25,284 juta bisa terealisasi 100% dengan adanya program peremajaan kebun kelapa sawit rakyat oleh Pemerintah.

“Kami berharap dapat tercapai 100% karena peremajaan kebun sawit rakyat tetap bergulir meski pada awalnya masih berkutat pada masalah penentuan Calon Petani Calon Lahan (CPCL). Bila CPCL ini banyak yang sudah definitif, seharusnya permintaan benih akan terus meningkat,” katanya.

Target dalam RKAP-P PPKS ini meningkat 17, 09% dibandingkan dengan realisasi penyaluran pada 2017 yang mencapai 21,592 juta.

Sepanjang semester 1/2018 PPKS telah menyalurkan 12,3 juta kecambah kelapasawitatau 40% lebih tinggi dari penyaluran pada periode yang sama tahun lalu sebesar 8,84 juta.

Edy menyebutkan ada tiga kelompok kegiatan peremajaan berlangsung yang mendorong serapan kecambah sawit produksi PPKS.

“Program peremajaan sawit rakyat, perusahaan yang menjalankan program peremajaan yang tertunda, dan peremajaan secara mandiri oleh rakyat,” jelasnya.

Dari ketiga program tersebut, peremajaan sawit secara mandiri oleh rakyat menjadi penyumbang utama peningkatan penyaluran kecambah oleh PPKS.

Sebanyak 55% atau 6,255 juta kecambah disalurkan untuk peremajaan lahan sawit rakyat secara mandiri.

Sementara itu, program Peremajaan sawit Rakyat yang dicetuskan pemerintah menyerap hingga 1,755 juta kecambah atau 15% dan swasta menyerap 29% atau sebanyak 3,326 juta kecambah.

Secara nasional, PPKS memiliki pangsa pasar sebesar 30% untuk benih kelapa sawit.

Menurut Ed), sentimen negatif berupa pelarangan biodiesel berbasis minyak sawit oleh parlemen Uni Eropa dinilai belum meimbulkan dampak apapun terhadap penyaluran bibits awitoleh pihaknya.

“Penolakan sawit oleh Eropa sepertinya baru berdampak pada ekspor CPO,” katanya.

Adapun, berdasarkan data Bloomberg, harga CPO untuk kontrak September tercatat ada di level 2.298 ringgit per kg pada akhir perdagangan, Rabu (4/7). Dalam beberapa bulan terakhir, harga komoditas itu di bursa berjangka global memang cenderung tertekan.

Terpisah, Direktur PT Dami Mas Sejahtera Tony Liwang menyatakan target perusahaan sampai dengan akhir tahun ini dapat menyalurkan benih kelapa sawit antara 12 juta sampai dengan 15 juta butir selama 2018.

Tony Liwang menjelaskan dengan kecambah siap tanam seharusnya program meremajakan tanaman kelapa sawit menjadi lebih praktis karena petani sudah memiliki pengalaman dibandingkan dengan petani pada areal bam.

Adapun dengan keberadaan sentimen negatif yang dilancarkan oleh Uni Eropa tidak terlalu berpengaruh pada pemasaran benih kelapa sawit, bahkan sebaliknya, petani justru dituntut menggunakan benih asli.

“Sentimen dan kampanye negatif lebih banyak pada tata kelola kebun. Untuk benih, [petani] dituntut untuk menggunakan kecambah dari produsen resmi,” katanya kepada Bisnis, Rabu (4/7).

Selain itu, sejauh ini tingkat pemalsuan benih terhadap produk Dami Mas tidak ada sama sekali. Setiap kecambah Dami Mas, katanya, disertai dengan stempel.

“Ada sertifikat dan kemasan menggunakan barcode system sehingga aman. Petani terhindar dari pemalsuan,” katanya.

BENIH PALSU

Department Pertanian AS (USDA) pada April melansir data penjualan benihsawitdi Indonesia menunjukkan pertumbuhan signifikan pada area yang diremajakan mulai 2009.

Puncaknya adalah pada 2012 dengan total penjualan mencapai 171 juta benih. Pada periode tersebut produsen benih berjuang untuk menyediakan benih berkualitas tinggi karena saat itu peningkatan harga global untuk CPO pun ikut meningkatkan permintaan benih.

Permintaan tersebut melebihi pasokan kapasitas yang dimiliki oleh produsen. Akibatnya, banyak petani kecil membeli bibit “ndak bersertifikat” dari pedagang lokal.

Beberapa perkiraan menyebutkan bahwa jumlah benih “tidak bersertifikat” yang beredar mencapai 20% dari total penjualan benih selama periode ini atau sekitar 32 juta benih.

Hal ini memperluas kesenjangan antara hasil produksi antara perkebunan sawit milik petani rakyat dan perusahaan besar diakibatkan oleh pemilihan bibit yang buruk.

Persaingan dalam hal pemasaran benih kelapa sawit dipercaya semakin ketat dan ditambah kenyataan benih palsu bebas melenggang di pasaran, terutama pemasaran melalui e-commerce.

Ang Boon Beng, Topaz Seed Senior Breeder PT Asian Agri, mengatakan pihaknya terus memantau jaringan pemasaran online yang menawarkan bibit Topaz.

“Kami menegaskan bahwa bibit Topaz tidak diperjual-belikan secara online dan meminta para petard atau pembeli benih untuk lebih seksama melihat materi promosi yang dipublikasi oleh oknum tidak bertanggung jawab dan ilegal,” katanya kepada Bisnis, Rabu (4/7).

Saat ini, total kapasitas produksi Asian Agri mencapai 25 juta butir kecambah. Aang mengatakan perusahaannya memiliki cukup pohon induk yang sudah teruji. Sehingga dapat meminimalisasir hambatan-hambatan produksi.

“Asian Agri mendukung sepenuhnya rencana pemerintah dalam menyediakan bibit siap tanam untuk program peremajaan kelapasawitatau replanting. Tahun 2017, sebanyak 9,6 juta butir kecambah dimanfaatkan untuk peremajaan,” katanya.

Direktur Perbenihan Kementerian Pertanian Muhammad Anas mengatakan sudah memperketat peredaran dan pengawasan benih ilegal serta menyosialisasikan pentingnya benih legal untuk mempertahankan produksi dalam negeri.

“Kami sudah membentuk tim pengawasan di tingkat nasional sampai kabupaten dan melatih aparat sipil untuk menjaga agar tidak ada peredaran benih palsu,” katanya.

Muhammad mengatakan tahun ini perlu sebanyak 27.750 kecambah untuk menyukseskan target peremajaan 185.000 ha perkebunan kelapasawitrakyat. Setiap 1 ha lahan perkebunan mendapatkan jatah 150 kecambah.

Sejauh ini, tambahnya, benih kelapa sawit untuk program pemerintah meremajakan perkebunan kelapa sawit rakyat sefuas 185.000 ha sudah tersedia. Penanaman benih tahap pertama akan dilakukan pada kuartal 1/2018 seluas 100.000 ha. Adapun, sisanya seluas 85.000 ha akan dilakukan paling lambat pada kuartal 1/2019.

Dia optimistis jika semua dijalankan sesuai prosedur yang berlaku tidak akan ada benih asalan yang tercampur dalam program ini.

“Kami telah bekerjasama dengan 17 perusahaan penyedia benih untuk menyukseskan program kali ini. Legalitasnya dan izin produksi benih sudah terpenuhi. Dokumen ketelusuran dan tata niaga administrasi pun sudah dijalankan, akan ada sanksi yang tegas bagi penangkar benih ilegal yang masih coba memasarkan produknya.”

Juli E R Manalu Pandu Gumilar

Sumber: Bisnis Indonesia