PELALAWAN, – Pengembangan Techno Park di Pelalawan akan mendorong pengembangan inovasi dan produk turunan sawit di wilayah setempat. Apalagi pemerintah mengarahkan penggunaan biodiesel campuran 20% atau B20 ke berbagai sektor.

Kabupaten Pelalawan menandatangani MoU dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi dalam rangka Pengkajian, Penerapan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Inovasi (IPTEKIN) dalam Upaya Mendukung Pembangunan Kabupaten di auditorium Sekolah Tinggi Teknologi Pelalawan, Kamis (9 Agustus 2018).

Penandatanganan ini diwakili Bupati Pelalawan, Muhamad Harris dan Kepala BPPT Unggul Priyanto, di sela-sela Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke-23. Diselenggarakan pula seminar  bertemakan “Pencapaian Industri Sawit Berkelanjutan dan Berdaya Saing Global dengan Teknologi, Inovasi dan Edukasi Masyarakat Persawitan”.

Seminar ini hasil kerjasama Pemerintah Kabupaten Pelalawan bekerjasama dengan Sekolah Tinggi Teknologi Pelalawan dengan dukungan Kemenristekdikti, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit, BPPT dan Bank Riau Kepri.

Bupati Pelalawan, Muhammad Harris menjelaskan bahwa kerjasama pemerintah Kabupaten Pelalawan dengan BPPT dalam pengembangan Techno Park Pelalawan sudah dimulai semenjak 2012.

Pembangunan Techno Park Pelalawan merupakan bagian dari perwujudan program Nawacita pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menargetkan pembangunan 100 pusat sains dan techno park. Harris menuturkan Techno Park Pelalawan ditujukan sebagai wahana edukasi, pengembangan inovasi, dan teknologi sawit.

Kepala BPPT Unggul Priyanto menuturkan bahwa pengembangan Techno Park terus berproses disinilah peranan BPPT untuk pendampingan aspek teknologi. BPPT akan menjalankan pendampingan dalam fasilitasi perencanaan dan pengembangan yang berfokus pada industri hilir sawit.

“Kita perlu menggali hasil riset dan inovasi teknologi untuk peningkatan produktivitas sawit, dan nilai tambah produk sawit yang ramah lingkungan,”paparnya.

Menurut Unggul, BPPT menaruh perhatian besar dalam pengembangan biomassa, karena sawit dan juga sumber biomassa lainnya sebagai sumber energi terbarukan. Biomassa sawit berperan ganda tidak hanya berpotensi menjadi bahan bakar pembangkit listrik (PLTU), tetapi juga dapat dikembangkan sebagai bahan bakar transportasi.

Sebelumnya dalam pembukaan seminar, Haris Munandar, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, menuturkan pemerintah dalam hal ini Kementerian Perindustrian sangat mendukung keberadaan Techno Park di Pelalawan. “Apalagi dalam kawasan ini telah berdiri Sekolah Tinggi Teknologi Pelalawan (ST2P) sehingga akan membantu dunia pendidikan tinggi.”

Kawasan Techno Park merupakan kawasan terluas di Indonesia mencapai 3.754 hektare yang terbagi atas 7 zona antara lain pendidikan, riset, pemukiman, industri, pemukiman, konservasi, komersial, dan zona publik.

Dirjen Kelembagaan IPTEK DIKTI Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI, Dr. Ir. Patdono Suwignjo, M.Eng, Sc., menutup secara resmi penyelenggaraan seminar internasional sawit. Menurutnya, seminar ini perlu diiringi dengan tindak

lanjut pengembangan Techno Park Pelalawan di tahun berikutnya. Oleh karena itu, dirinya menyarankan kerjasama antara pemerintah dan pelaku usaha dan perguruan tinggi sehingga dapat berjalan berjalan sesuai harapan.

 

Sumber: Sawitindonesia.com