Pemerintah Peru berniat menjadikan Indonesia sebagai mitra strategis di bidang industri kelapa sawit. Hal itu disampaikan anggota Kongres Peru Alexandra Aramayo saat pertemuan dengan Duta Besar Indonesia Lima Marina Estella Anwar Bey dan Ketua Harian Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) Paulus Tjakrawan pada 12 Juni 2019.

“Indonesia siap bekerja sama dengan Peru untuk meningkatkan hubungan baik kedua negara,” kata Dubes Marina dalam keterangan resmi, Rabu (19/6).

Dubes Marina mengatakan, keinginan Peru tersebut sangat berdasar, karena Indonesia dinilai telah sukses mengembangkan industri kelapa sawit baik di industri hulu dan hilir. Hal ini dibuktikan dengan tingginya produktivitas kebun kelapa sawit di Indonesia, serta pengembangan berbagai produk dari minyak sawit termasuk biodiesel.

Ketua Aprobi menjelaskan, Indonesia telah menggunakan biodiesel sejak 2006 dan terus meningkat setiap tahunnya. Saat ini, Indonesia menggunakan kandungan biodiesel sebanyak 20% (B20) dan sedang menguji coba B30.

“Diproyeksikan pada 2020, Indonesia akan mulai menggunakan B30. Selain itu Indonesia juga sedang mengembangkan bahan bakar bio-hidrokarbon berupa green gasoline, green diesel, dan green avtur,” ujar dia.

Hal ini sangat menarik minat Aramayo untuk merekomendasikan Pemerintah Peru agar dapat bekerja sama dengan Indonesia. Sebagai salah satu anggota kongres Peru yang sangat aktif dalam mengkampanyekan penggunaan biodiesel di Peru, Aramayo berpendapat, Indonesia dapat menjadi model bagi Peru untuk mengembangkan industri kelapa sawit khususnya biodiesel bagi kebutuhan domestik.

Saat ini Pemerintah Peru telah menerapkan mandat penggunaan B5 namun produksi biodiesel dalam negeri sangat kecil dan tidak bisa memenuhi kebutuhan domestik sehingga Pemerintah harus mengimpor produk biodiesel dari negara lain dalam skala besar.

Aramayo juga mengharapkan Peru dapat bergabung dengan Dewan Negara Penghasil Kelapa sawit (CPOPC) yang telah diinisiasi oleh Indonesia dan Malaysia. Saat ini, Kolombia merupakan negara pertama di kawasan Amerika Latin yang telah menjadi anggota.

Pemerintah Peru menyambut baik usulan tersebut dan menyatakan akan mempelajari kemungkinan Peru menjadi anggota CPOPC. Kerja sama lebih lanjut dengan Indonesia baik di bidang energi seperti biodiesel maupun petrokimia akan ditindaklanjuti melalui KBRI Lima. Ketua APROBI menyampaikan pula bahwa Indonesia siap untuk membagikan hasil riset B20 kepada Peru untuk kerja sama di bidang energi ke depannya.

 

Sumber: Investor Daily Indonesia