
IPB University Gagas Hilirisasi Gula dari Batang Sawit Lewat Kolaborasi SustainPalm
BOGOR – IPB University, melalui kolaborasi internasional dalam SustainPalm Project, menggagas pemanfaatan batang kelapa sawit sebagai sumber daya baru yang bernilai ekonomi. Dalam workshop bertajuk “Pengembangan Potensi Gula dari Batang Kelapa Sawit” yang digelar Jumat, 2 Mei 2025 di Bogor, para pakar dan pemangku kepentingan lintas sektor hadir untuk mengeksplorasi hilirisasi produk dari bagian pohon sawit yang selama ini kurang dimanfaatkan.
Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama IPB University, Universitas Lambung Mangkurat (ULM), dan Wageningen University & Research (WUR) dari Belanda. Proyek SustainPalm ini bertujuan mempercepat transformasi industri kelapa sawit menuju praktik yang lebih berkelanjutan dan mendukung ekonomi sirkular.
Acara dibuka oleh Prof. Iskandar Zulkarnaen Siregar selaku Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Konektivitas Global IPB University serta anggota Executive Board SustainPalm. Ia menekankan pentingnya memanfaatkan seluruh bagian pohon sawit—bukan hanya TBS dan CPO—untuk menghasilkan produk seperti bioenergi, biomaterial, dan gula.
Menambah bobot acara, hadir pula Sahat Sinaga, Direktur Eksekutif GIMNI dan Pelaksana Tugas Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI), yang menyatakan dukungan kuat industri terhadap upaya hilirisasi batang sawit sebagai bagian dari penguatan ekosistem sawit nasional.
Dalam sesi kebijakan, Lila Harsyah Bakhtiar dari Kementerian Perindustrian memaparkan bahwa SNI Gula Palma yang berlaku sejak tahun 2000 telah mencakup bahan baku dari berbagai jenis palma, termasuk sawit. Hal ini membuka jalan legal bagi komersialisasi nira batang sawit tanpa perlu membuat standar baru.
Ia juga menjelaskan bahwa Kemenperin tengah menyusun regulasi turunan dari Permenperin No. 33 Tahun 2020 untuk mendukung modernisasi alat produksi gula merah bagi pelaku UKM melalui skema reimburse mesin.
Di sesi teknis, Prof. Udin Hasanudin dari Universitas Lampung memaparkan bahwa keberhasilan ekstraksi dan fermentasi nira sawit sangat ditentukan oleh desain alat penyadapan dan proses pascapanen yang higienis dan efisien.
Prof. Dr. Yanni Sudiyani dari BRIN mempresentasikan proses produksi bioetanol generasi kedua dari batang sawit, yang melibatkan pemisahan lignin dan proses enzimatik. Ia juga menyebutkan bahwa residu biomassa dapat dimanfaatkan menjadi biochar dan liquid smoke melalui pirolisis.
Inovasi lain disampaikan oleh Atikah Afriani, M.Si dari BRIN, berupa pengembangan Sandwich Laminated Lumber (SLL) dari batang sawit sebagai alternatif pengganti kayu keras untuk konstruksi ringan yang berpotensi ekspor.
Dengan berbagai terobosan ini, IPB University berharap batang kelapa sawit tidak lagi dipandang sebagai limbah, melainkan sebagai sumber ekonomi baru yang inklusif, berkelanjutan, dan berdampak langsung pada masyarakat lokal maupun industri secara nasional.
Mobile Apps
Lorem ipsum dolor sit amet, coctetur adipiscing elit.
Creative Websites
Lorem ipsum dolor sit amet, coctetur adipiscing elit.
SEO Optimization
Lorem ipsum dolor sit amet, coctetur adipiscing elit.
Brand Solutions
Lorem ipsum dolor sit amet, coctetur adipiscing elit.