Singapura: Bertemu dengan Komisioner Uni Eropa untuk Bidang Luar Negeri dan Keamanan Federica Mogherini di forum menteri luar negeri ASEAN, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi kembali mengangkat soal kelapa sawit.

“Saya utarakan kembali kekhawatiran kita dari hasil dialog yang dilakukan Uni Eropa itu masih ada potensi diskriminasi minyak kelapa sawit,” kata Menlu Retno dalam video yang diterima Medcom.id, Sabtu 4 Agustus 2018.

Menurut Menlu Retno, penggunaan The Indirect Land-Used Change atau ILUC, masih mengandung adanya unsur diskriminasi terhadap minyak kelapa sawit.

Indonesia kini tengah gencar melawan kampanye negatif mengenai kelapa sawit oleh Uni Eropa. Meski demikian, beberapa negara Uni Eropa menolak kampanye negatif tersebut, salah satunya Belanda.

Pasalnya, kampanye negatif yang mendiskriminasi kelapa sawit bisa berdampak ke segala aspek, terutama kesejahteraan masyarakat yang bergantung hidup pada tanaman tersebut.

Tahun lalu, Presiden Joko Widodo meminta diskriminasi terhadap kelapa sawit di Uni Eropa segera dihentikan. Sejumlah sikap dan kebijakan yang dianggap merugikan kepentingan ekonomi dan merusak citra negara produsen sawit juga harus dihilangkan.

“Resolusi Parlemen Uni Eropa dan sejumlah negara Eropa mengenai kelapa sawit dan deforestasi serta berbagai kampanye hitam, tidak saja merugikan kepentingan ekonomi. Namun, juga merusak citra negara produsen sawit” ujar Jokowi dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Peringatan 40 Tahun Kerja Sama Kemitraan ASEAN-UNI EROPA, di Philippine International Convention Center (PICC), Manila, Filipina.

(WIL)

 

Sumber: Metrotvnews.com