Pemerintah Indonesia akan terus mendorong peningkatan perdagangan dan investasi secara berkelanjutan. Prinsip perdagangan Indonesia dilakukan melalui kolaborasi dan kemitraan. 

Pernyataan ini disampaikan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita saat membuka ‘Indonesia Palm Oil Forum’ yang diselenggarakan di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Washington DC, Amerika Serikat (AS). Forum ini merupakan rangkaian kegiatan memperkuat dan meningkatkan perdagangan dan investasi antara Indonesia dan AS. 

“Di tengah ketidakpastian ekonomi dan perdagangan global, kolaborasi dan kemitraan sangat penting untuk meningkatkan investasi dan perdagangan secara berkelanjutan,” ujar Enggar melalui keterangan resmi, Minggu, 20 Januari 2019. 

Acara juga dihadiri Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDB-KS) bersama Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi), Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI), dan Kedutaan Besar Republik Indonesia. 

Komoditas minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) merupakan fokus khusus dalam rangkaian misi dagang Pemerintah Indonesia ke AS. Enggar meminta kepada 75 peserta yang hadir untuk memperkuat kemitraan. Pasalnya, CPO dan produk turunannya memainkan peranan penting dalam perekonomian Indonesia.

“CPO berkontribusi pada pengentasan kemiskinan dan pengembangan daerah perdesaan, serta mendukung pembangunan ekonomi nasional secara umum,” ungkapnya. 

Ia memaparkan upaya  mengembangkan sektor CPO untuk mempromosikan pembangunan perdesaan dan mengatasi kemiskinan di Indonesia dimulai sejak akhir 1990-an. Pada 2001-2010 sektor CPO di Indonesia telah membantu 10 juta orang keluar dari kemiskinan, dan setidaknya 1,3 juta penduduk desa di daerah pedesaan diangkat dari garis kemiskinan.

Selain itu, lanjut Enggar, budidaya kelapa sawit juga dapat menghasilkan pendapatan yang tinggi dan stabil untuk petani kecil. Sektor tersebut juga menyediakan lapangan kerja bagi lebih dari 5,5 juta orang, dan mata pencaharian 21 juta orang.

“Indonesia bergantung pada industri ini. Perkebunan kelapa sawit juga berkontribusi pada pengembangan sekolah dan rumah sakit, serta pusat budaya, agama, dan olahraga di wilayah perkebunan kelapa sawit,” ungkapnya. 

Dengan produksi pada 2017 yang mencapai 35,36 juta metrik ton, CPO Indonesia menjadi industri raksasa. Pendapatan ekspor komoditas ini sebesar USD22,8 miliar pada tahun yang sama. 

“Tepat dikatakan jika industri CPO adalah salah satu sektor yang paling penting bagi ekonomi Indonesia. Hal itu seperti Boeing bagi AS, atau Airbus bagi Uni Eropa,” pungkasnya.  

Sumber: Metrotvnews.com