JAKARTA — Pelaku usaha menilai perlu adanya perubahan pendekatan dengan India di luar kerja sama perdagangan.
Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Fadhil Hasan menilai Indonesia harus mengembangkan kerja sama dengan India di luar perdagangan.
“Kerja sama harus ditingkatkan kepada investasi di India atau sebaliknya,” ujarnya kepada Bisnis.com, Senin (21/08/2017).
Fadhil menyebut beberapa kerja sama misalnya antara pelaku usaha Indonesia dengan industri yang ada di India. Salah satunya pada sektor penyulingan minyak sawit.
“Refineri mereka kalah bersaing dengan produk kita makanya mereka memberlakukan tarif masuk tinggi,” imbuhnya.
Seperti diketahui, India memutuskan menaikan tarif impor untuk produk crude palm oil (CPO) dari 7,5% menjadi 15%. Selain itu, hal serupa juga diberlakukan terhadap produk turunannya seperti refined palm oil yang naik dari 15% menjadi 25%.
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan menjelaskan akan mempelajari kenaikan tarif impor yang diberlakukan oleh India. Pihaknya akan duduk bersama dengan para pemangku kepentingan CPO di dalam negeri.
Namun, dia menilai salah satu pendorong utama India memberlakukan kenaikan tersebut akibat upaya hilirisasi yang tengah mereka genjot.
“Penyebab utamanya adalah mereka dengan alasan normatif untuk melindungi industri sejenis di dalam negeri,” tandasnya.
Sumber: Bisnis.com