1. Teknologi olah TBS menjadi CPO yng sekarang dipakai di seluruh PKS yng ada di Indonesia adalah ” wet-process”.
2.Teknologi yng dipakai itu menggunakan uap ( steam bertekanan 3 bar pada tahap ke-3 pemanasan ) di Sterilizer, atau temperatur 142 der C…dan konsekwensinya
a) merusak gizi/mikronutrisi didalam minyak sawit krn diolah pada temperatur tinggi.
b) banyak kondensat terjadi, dan minyak sawit secara otomatis banyak terbawa ke limbah dan juga meresap ke Tandan Kosong

Limbah cair inilah sumber penghasil emisi karbon yng tinggi ..sekitar 1.026,4 kg CO2 eq/ton CPO yng dihasilkan.
Oleh karena itu pk Sahat menyampaikan teknologi alternatif untuk mengolah TBS ke minyak sawit dengan metoda ” dry-process”, dengan temperatur proses < 95 der Celcius…supay
i. Emisi karbon hanya tinggal 269,7 kg
ii. Mikronutrisi tetap terjaga utuh didalam minyak sawit
iii. Kandungan Chloridesnya < 3 ppm
Maka minyak sawit yng dihadilkan teknologi ” dry-process” ini disebut SPO ( Steam-less Palm.Oil) bukan disebut CPO yng banyak mengandung Chlorides dan Mikronutrisi ( Karotene dan Total Vit.E) yng relatif rendah.

POMill dengan ” dry-process” ini juga disebut dgn istilah SPOT & IRU ..dan sedang di kembangkan di Kab.Bstanghari -Provinsi Jambi.

Forum Sawit Indonesia 2022 Resmi Dibuka, Tokoh Perkelapasawitan Urun Rembug Menuju 2045