Gubernur Lampung: Harga Minyak Goreng Masih di Atas HET, Butuh Pembenahan Tataniaga
Lampung – Harga minyak goreng di sejumlah pasar di Provinsi Lampung masih berada di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, yaitu Rp15.700 per liter. Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, menegaskan perlunya pembenahan sistem tataniaga minyak goreng di wilayahnya.
“Ini harus ada pembenahan (tataniaga). Jangan sampai kita penghasil sawit, tapi justru masyarakatnya membeli minyak goreng lebih mahal dari daerah lainnya,” kata Mirzani.
Pernyataan tersebut disampaikan usai inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan Pemerintah Provinsi Lampung di Pasar Natar. Dalam sidak tersebut ditemukan bahwa harga minyak goreng masih melampaui HET.
“Hasil sidak di Pasar Natar, minyak goreng masih di atas HET Rp15.700 per liternya. Mestinya bisa lebih murah kalau tata niaganya baik,” jelasnya.
Pemerintah Provinsi Lampung akan segera berkoordinasi dengan kementerian terkait dan Bulog untuk memperbaiki distribusi dan sistem tataniaga minyak goreng. Mirzani juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor guna menjaga stabilitas harga bahan pokok dan daya beli masyarakat.
“Memang harus kerja sama agar stabilitas harga terjaga dan daya beli masyarakat juga tidak tertekan,” ujarnya.
Dalam rapat pengendalian inflasi mingguan pada Senin, 25 Agustus 2025, tercatat bahwa Indeks Perkembangan Harga (IPH) Provinsi Lampung mengalami penurunan sebesar 0,19 persen. Penurunan ini dipengaruhi oleh turunnya harga cabai rawit, cabai merah, dan bawang putih.
Namun demikian, beberapa komoditas lain masih menunjukkan tren kenaikan harga, termasuk bawang merah, beras, dan minyak goreng. Komoditas minyak goreng mengalami kenaikan sebesar 0,12 persen, meskipun produk Minyakita justru mencatat penurunan harga 0,05 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Meskipun begitu, harga minyak goreng secara umum masih bertahan di atas HET yang telah ditetapkan, sehingga menjadi perhatian khusus bagi pemerintah daerah.
https://lampost.co/ekonomi-dan-bisnis/harga-minyak-goreng-di-atas-het-meski-lampung-penghasil-sawit/