Sampai dengan saat ini, Jumlah sertifikat ISPO yang diterbitkan sebanyak 457, diantaranya sebanyak 450 sertifikat diserahkan ke perusahaan perkebunan kelapa sawit, 3 Koperasi Swadaya, dan 4 KUD Plasma) dengan luas total areal 3.828.238 Ha atau sekitar 27,40% dari total luas kebun sawit yang seluas 14,03 juta Ha, dengan areal Tanaman Menghasilkan (TM) seluas 2.550.106 Ha.
Dimana total produksi Tandan Buah Segar (TBS) yang telah tersrtifikat ISPO, sebanyak 49.042.224 ton/tahun dan CPO sekitar 11.016.859 ton/tahun (30% dari total produksi CPO 37,8 juta ton/tahun), dengan produktivitas rata-rata sekitar 19,23 ton/ha/th dan Rendemen rata-rata 22,74%.
Kata Azis, dari total sertifikat ISPO yang diterbitkan sebanyak 420 sertifikat diserahkan ke perusahaan perkebuna kelapa sawit besar swasta, dengan luas areal 3.634.243 Ha (47% dari luas total lahan 7,707 juta Ha); PTP Nusantara 30 sertifikat, dengan luas areal 188.515 Ha (26,55% dari luas total 710 ribu Ha); dan Koperasi Pekebun Plasma-Swadaya 7 sertifikat seluas 5.480 Ha (0,10% dari luas total 5,613 juta Ha).
“Pada Rapat Komisi ISPO pada bulan Desember 2018, terdapat Sertifikat ISPO yang dicabut/ dibatalkan karena tidak mampu menindaklanjuti temuan pada surveilance sebanyak 4 perusahaan seluas 12.186 Ha, TM seluas 10.551 Ha, produksi TBS 195.771 Ha/th dan produksi CPO 46.544 ton/ha,” catat Azis, dalam keterangan resmi diterima InfoSAWIT, belum lama ini.
Sehingga, jumlah sertifikat ISPO saat ini adalah 453 ( 446 perusahaan, 3 Koperasi Swadaya,dan 4 KUD Plasma) dengan total luas areal 3.816.051 Ha, TM seluas 2.539.574 Ha, total produksi TBS 48.846.452 ton/th dan CPO 10.970.315 ton/th. Produktivitas TBS 19 ton/ha/th dan Rendemen rata-rata 22,5%.
Sumber: Infosawit.com