Sumatera Barat kembali mencatatkan prestasi dalam sektor ekspor crude palm oil (CPO) atau minyak kelapa sawit dengan India sebagai pasar utama yang semakin dominan. Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Barat menunjukkan momentum pertumbuhan ekspor yang sangat menggembirakan sepanjang tahun 2025.
Pertumbuhan Ekspor yang Sangat Signifikan
Kinerja ekspor Sumatera Barat pada periode Januari-Agustus 2025 mencatat lonjakan spektakuler sebesar 36,16 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Total nilai ekspor mencapai US$1.912,21 juta, meningkat drastis dari US$1.404,38 juta pada tahun 2024.
Kepala BPS Provinsi Sumbar, Sugeng Arianto, menyampaikan bahwa ekspor pada Agustus 2025 saja sudah mencapai US$318,79 juta, naik 32,31 persen dibanding Agustus 2024. Angka ini menunjukkan konsistensi pertumbuhan yang luar biasa sepanjang tahun.
India Tetap Menjadi Pasar Utama CPO Sumbar
India mempertahankan posisinya sebagai tujuan ekspor terbesar untuk komoditas CPO asal Sumatera Barat dengan kontribusi mencapai US$594,82 juta atau 31,11 persen dari total ekspor periode Januari-Agustus 2025. Posisi ini semakin mengukuhkan peran strategis India dalam mendorong perekonomian Sumbar melalui sektor perkebunan kelapa sawit.
Negara tujuan ekspor lainnya yang signifikan adalah Pakistan dengan nilai US$451,11 juta (23,59 persen) dan Bangladesh dengan US$189,96 juta (9,93 persen). Namun, India tetap unggul jauh sebagai pasar tunggal terbesar bagi CPO Sumbar.
Dominasi Komoditas Lemak dan Minyak Nabati
Komoditas lemak dan minyak hewan/nabati, terutama CPO, menjadi tulang punggung ekspor Sumbar dengan berbagai jenis produk unggulan. Data menunjukkan bahwa produk-produk utama yang diekspor meliputi:
-
Liquid fractions of palm oil, refined oil, but not chemically modified (US$664,72 juta)
-
Crude palm oil (US$473,96 juta)
-
Refined palm oil (US$366,59 juta)
Secara keseluruhan, lemak dan minyak nabati tetap menjadi komoditas ekspor terbesar dengan nilai US$273,14 juta pada Agustus 2025, meskipun mengalami sedikit penurunan dibandingkan bulan sebelumnya.
Faktor Pendukung Pertumbuhan Ekspor CPO
Peluang Besar Menuju 2025
Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumatera Barat mengidentifikasi potensi besar ekspor CPO ke India pada awal 2025, terutama menjelang perayaan Hari Raya Diwali pada Februari 2025. Kepala BI Perwakilan Provinsi Sumbar, Mohamad Abdul Majid Ikram, menekankan bahwa sebagai negara dengan populasi terbesar di dunia, India memiliki konsumsi CPO yang sangat besar.
Dukungan Kebijakan Perdagangan
Kerangka ASEAN-India Free Trade Area (AIFTA) yang berlaku sejak 2010 memberikan kontribusi signifikan dalam mendorong ekspor CPO Indonesia, termasuk dari Sumbar, ke India. Melalui kesepakatan ini, bea masuk lebih dari 74 persen produk berhasil ditekan, menciptakan daya saing harga yang lebih kompetitif.
Wijayanto, Direktur Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan Ditjen Perdagangan Luar Negeri Kemendag, menyebutkan bahwa skema Indonesia-India Preferential Trade Agreement (PTA) yang sedang berjalan diharapkan dapat semakin mendongkrak kinerja ekspor dalam beberapa tahun mendatang.
Kontribusi Sektor dan Diversifikasi Ekspor
Ekspor sektor industri pengolahan Sumbar mengalami pertumbuhan luar biasa sebesar 38,07 persen pada periode Januari-Agustus 2025, terutama didorong oleh meningkatnya ekspor minyak kelapa sawit. Sementara itu, sektor pertanian juga menunjukkan pertumbuhan positif 1,41 persen.
Selain CPO, komoditas ekspor lainnya yang menunjukkan kinerja positif meliputi:
-
Berbagai produk kimia (HS38) melonjak US$13,02 juta
-
Karet dan barang dari karet naik menjadi US$8 juta
-
Bahan nabati mencapai US$6,72 juta
-
Garam, belerang, dan kapur sebesar US$5,55 juta
Tantangan dan Peluang ke Depan
Potensi Risiko Geopolitik
Meskipun prospek ekspor sangat cerah, ketegangan politik di wilayah Timur Tengah berpotensi mengganggu proses ekspor minyak kelapa sawit ke India, Pakistan, dan negara lainnya. Bank Indonesia mendorong para pengusaha dan pemerintah daerah untuk mencari alternatif-alternatif guna mengantisipasi gangguan tersebut.
Optimisme Pertumbuhan Ekonomi
Bank Indonesia optimis bahwa jika ekspor minyak kelapa sawit dapat dimaksimalkan, pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat hingga lima persen dapat tercapai. Hal ini menunjukkan betapa strategisnya sektor CPO dalam mendorong perekonomian regional.
Posisi Indonesia di Pasar Global
India menyerap hampir 50 persen pasokan CPO Indonesia secara nasional, dengan sekitar 79,76 persen ekspor Indonesia ke India masih ditopang oleh minyak sawit. Data menunjukkan bahwa sejak 2020 hingga 2024, permintaan minyak sawit India naik rata-rata 5,06 persen per tahun, jauh lebih tinggi dibanding tren global yang justru merosot -2,15 persen.
India menjadi pengimpor terbesar minyak kelapa sawit Indonesia dengan nilai ekspor lebih dari US$2,6 miliar pada 2023, yang menegaskan dominasi pasar India dalam perdagangan CPO global.