Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan bahwa produksi minyak sawit nasional lebih baik digunakan untuk kepentingan domestik ketimbang memenuhi pasar ekspor, seperti Uni Eropa (UE).
Saat ini, Indonesia tengah menggencarkan penggunaan minyak sawit untuk biodiesel melalui program B30, hal itu bukan hanya akan mengurangi konsumsi minyak bumi tapi juga mampu meningkatkan posisi tawar sawit Indonesia di pasar internasional.
Presiden Jokowi tidak mempedulikan larangan UE untuk mengimpor minyak sawit mentah (crude palm oW CPO) dari Indonesia. Kepala Negara menyatakan lebih baik menggunakan CPO untuk kebutuhan dalam negeri dari pada mengekspor ke UE.
“UE mau banned sawit kita, ya kita tenang-tenang saja. Kita pakai sendiri. Nga-paian harus ekspor ke sana,” kata Presiden Jokowi saat berpidato pada pembukaan Rapat Kerja Kepala Perwakilan RI di Istana Negara Jakarta, Kamis (9/1). Jokowi didampingi Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menko Polhukam Mahfud MD, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
UE tidak hanya menerapkan tarif bea masuk antisubsi-di (BMAS) untuk produk biodiesel Indonesia, UE juga akan menerapkan kebijakan
Renewable Energy Directive II (RED II) dan Delegated Regulation UE yang dinilai mendiskriminasi sawit. Indonesia sendiri tengah berjuang di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) untuk menggugat kebijakan UE tersebut.
Di hadapan para duta besar berkuasa penuh Republik Indonesia yang ditugaskan ke berbagai negara sahabat, Presiden Jokowi mengatakan, Pemerintah Indonesia saat ini sedang menyusun strategi untuk memproduksi biodiesel 20% (B20), B30, dan B50 dalam bahan bakar minyak (BBM). Kebijakan itu ditempuh untuk meningkatkan posisi tawar Indonesia terhadap semua negara di dunia.
“Strategi ini yang sedang kita bangun. Strategi besar bisnis negara baru kita proses rancang, implementasi agar betul-betul kita tidak ada ketergantungan dengan negara lain,” katanya. UE mencatat, impor CPO dalam lima tahun terakhir rata-rata 3,6 juta ton atau setara 2,3 miliar euro per tahun. Pangsa pasar CPO Indonesia di UE tetap merupakan yang terbesar yakni sekitar 49%.
Jokowi meminta para duta besar di luar negeri juga berperan sebagai duta investasi yang membawa pemodal ke Indonesia. Jokowi mengatakan, Indonesia sebagai negara yang pertumbuhan ekonominya stabil di atas 5% dalam beberapa tahun terakhir, sangat memerlukan investasi.
Sumber: Suara Pembaruan