Bisnis, JAKARTA – Peluang ekspor cangkang sawit Indonesia makin terbuka lebar seiring dengan naiknya kebutuhan energi biomassa di Jepang.

Sekjen Gabungan Pengusaha kelapa sawit Indonesia Kanya Lakshmi Sidarta menjelaskan Jepang adalah pasar besar untuk ekspor produk Energi Terbarukan berbahan dasar palm kernel shells (PKS).

“Jepang adalah pasar paling bersahabat untuk menerima produk sawit, baik kategori limbah atau utama, sehingga menjadi peluang bisnis yang baik ke depan,” ujarnya, Rabu (15/7).

Ketua Komite Tetap Bidang Ekspor Kadin Indonesia Handito Joewono menambahkan terdapat tiga keuntungan ekspor cangkang sawit ke Jepang.

“Pertama, dapat uang. Kedua, daya saing kelapa sawit meningkat, sehingga ada nilai tambah buat petard. Ketiga, paling penting, meningkatkan keberterimaan pabrik dunia terhadap kelapa sawit kita,” jelasnya.

Pit. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Srie Agustina mengungkapkan Jepang juga berencana mengimpor limbah sawit RI untuk biomassa.

“Untuk memenuhi kebutuhan energi biomassa di Jepang yang potensinya sampai 90 biomassa, cangkang sawit dan pelet kayu dari Indonesia harus memenuhi standar dan spesifikasi yang ditetapkan Jepang,” ujarnya.

Kemendag mencatat, periode 2015- 2019, nilai ekspor PKS RI ke Jepang naik rata-rata 49% per tahun. Pada 2019, Jepang mengimpor 2,5 juta ton PKS dari dunia, yang 85% di antaranya disuplai oleh Indonesia.

Adapun, Presiden Direktur JETRO Jakarta Keishi Suzuki menjelaskan bahwa tahun ini Jepang membutuhkan 10 juta ton biomassa dengan nilai ekspor yang dihasilkan dari komoditas ini diperkirakan mencapai 100 miliar yen atau setara Rp13,4triliun.

 

Sumber: Bisnis Indonesia