Asam lemak trans (trans-faty acid) mempunyai dampak yang merugikan kesehatan manusia (FAO, 2010). Oleh karena itu, negara-negara Barat melarang  menggunakan asam lemak trans dalam bahan amakanan. Asam lemak trans dihasilkan dri proses hidrogenisasi (khusus hidrogenisasi parsial) untuk meningkatkan kepadatan suatu minyak dalam pembuatan minyak makan (edible oil) seperti minyak goreng kedelai. Minyak goreng sawit yang secara alamiah memiliki komposisi asam lemak jenuh dan tak jenuh yang seimbang, bersifat semi solid dengan titik leleh berkisar antara 330C-390C, tidak memerlukan proses hidrogenisasi dalam penggunaanyasebagai lemak makan, sehingga asam lemak trans tidak terbentuk (Hariyadi, 2010).

Dengan demikian minyak goreng sawit tidak mengandung asam lemak trans (free trans fatty acid). Oleh karena itu minyak sawit khususnya stearin dapat mengantikan minyak nabati yang mengandung asam lemak trans.

Sumber: Mitos vs Fakta, PASPI 2017

 

Sumber: Sawitindonesia.com