Jakarta – Pengusaha menduga adanya permainan pedagang pasar yang membuat harga minyak goreng melonjak. Hal itu diungkap Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI).

Kecurangan itu dilakukan dengan pembungkusan ulang atau repack minyak goreng kemasan sederhana yang seharusnya dijual dengan harga Rp 15.700/liter. Kemudian, minyak dengan kemasan baru itu dijual dengan harga yang lebih tinggi.

“Tolong diperhatikan juga kebocoran. Disparitas harga saya kira Rp 3.000-Rp 4.000 per liter ini disebabkan banyak pelaku-pelaku pasar itu membeli dengan borongan besar dan menyobeknya harga Rp 15.700/liter, kemudian dikemas kembali, dia bisa naik margin Rp 2.000/liter, ini berbahaya,” kata Direktur Eksekutif GIMNI Sahat Sinaga dalam rapat koordinasi Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) jelang Puasa dan Idul Fitri 2025, Rabu (12/2/2025) kemarin.

Selain pengemasan ulang, dia juga mengatakan harga bahan baku minyak goreng CPO yang naik menjadi sebab tingginya harga minyak goreng.

“Perkembangan pasar luar negeri CPO sekarang itu naik kira-kira 5% dibandingkan dengan harga di Januari kemarin harga Januari itu Rp 13.500 (per kg) sekarang sudah Rp 14.700,” terangnya.

Sahat mengatakan minyak goreng untuk kebutuhan Lebaran memang akan naik 5%. Kebutuhan rata-rata nasional biasanya 240 ribu ton dan Lebaran naik menjadi 270 ribu ton.

Sebagai informasi, berdasarkan Panel Harga Pangan Nasional, harga minyak goreng kemasan sederhana berbagai merek mencapai Rp 20.433/liter. Kemudian harga Minyakita Rp 17.792/liter. Untuk Minyakita harga eceran tertinggi (HET) Rp 15.700/liter.

sumber: https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-7775774/pengusaha-ungkap-permainan-harga-minyak-goreng-di-pasar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *