CEPA
Latar Belakang Penundaan EUDR

Uni Eropa kembali menunda peluncuran aturan antideforestasi (EUDR) selama setahun, dari Desember 2025 menjadi Desember 2026. Regulasi ini melarang impor komoditas terkait alih fungsi hutan, termasuk minyak sawit, kedelai, kakao, kopi, daging sapi, dan kayu.

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menyambut baik penundaan ini. Menurut Ketua Umum Gapki, Eddy Martono, tambahan waktu satu tahun penting untuk memperkuat tata kelola sawit, terutama bagi petani skala kecil atau smallholder.

Tantangan bagi Petani Sawit

  • Legalitas Lahan: Banyak petani belum memiliki dokumen legal atas lahan mereka.

  • Sistem Pelaporan: Ketiadaan moratorium dan mekanisme pelaporan yang jelas membuat Tandan Buah Segar (TBS) rawan terindikasi deforestasi.

Keuntungan Penundaan

  1. Penyiapan Dokumen: Petani bisa menuntaskan status kepemilikan dan izin lahan.

  2. Negosiasi dengan UE: Kesempatan memperjuangkan pengecualian bagi petani dalam aturan awal.

  3. Sosialisasi Tata Kelola: Pelatihan best practices pertanian berkelanjutan.

Kondisi Perusahaan Sawit

Perusahaan besar relatif siap menyambut EUDR karena sejak 2011 sudah berlaku moratorium ekspansi perkebunan. Instruksi Presiden No.5/2019 juga melarang izin baru pembukaan sawit, selaras dengan tenggat EUDR 2020.

Dampak pada Nilai Ekspor

Penundaan EUDR tidak serta merta menaikkan ekspor. Hingga kini, nilai ekspor sawit tidak berubah karena aturan belum berlaku.

Strategi Persiapan hingga 2026

  • Pemetaan Lahan Digital: Gunakan teknologi satelit dan GIS untuk mendeteksi batas lahan.

  • Sertifikasi Berkelanjutan: Daftarkan kebun ke RSPO atau ISPO sebagai bukti komitmen.

  • Pelatihan Petani: Adakan workshop mengenai tata kelola tanpa deforestasi.

  • Kemitraan Korporasi–Petani: Bangun skema kemitraan untuk memperkuat pendampingan legal.

Kesimpulan

Penundaan EUDR memberi nafas panjang bagi sektor sawit Indonesia. Fokus utama kini adalah memperbaiki legalitas lahan petani, memperkuat tata kelola, dan melakukan negosiasi teknis dengan Uni Eropa. Dengan strategi tepat, industri sawit nasional siap memasuki era baru ekspor berkelanjutan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *