Presiden Joko Widodo (Jokowi) menandatangani tugu prasasti plasma nutfah kelapa sawit di Kebun Raya Bogor, Minggu (11 Maret 2018). Penandatanganan prasasti ini menjadi bukti komitmen pemerintah terhadap industri kelapa sawit di masa depan.
Joko Supriyono, Ketua Umum GAPKI, menyebutkan bahwa kehadiran Presiden Jokowi dalam penandatanganan prasasti plasma nutfah sawit mempunyai pesan bahwa adanya komitmen kuat pemerintah terhadap industri kelapa sawit.
“Kami juga mengapresiasi surat Presiden (Jokowi) kepada Presiden Uni Eropa dan ketua Parlemen Uni Eropa, yang menyatakan keberatan dan protes keras tindakan Uni Eropa berkaitan dengan kelapa sawit,”kata Joko Supriyono.
Joko menambahkan prasasti ini juga mengingatkan generasi muda terhadap sejarah kelapa sawit yang dimulai dari Kebun Raya Bogor. Pengembangan kelapa sawit di Indonesia dimulai dengan penanaman empat plasma nutfah Dura Deli pada 1848.
“Kami ingin Kebun Raya Bogor menjadi tempat untuk mengingatkan sejarah tersebut. Makanya, kami dukung dengan pembuatan tugu prasasti kelapa sawit. Lalu, kami telah menanam sejumlah koleksi plasma nutfah sebagai upaya membantu kegiatan penelitian di Indonesia,” tambahnya.
Hasril Siregar, mengatakan jumlah varietas yang dihasilkan dari pengembangan Dura Deli di Bogor telah mencapai 50 varietas dari 15 produsen benih sawit di Indonesia.
Plt Kepala LIPI, Prof. Dr. Bambang Subiyanto mengatakan ada beberapa hal yang melandasi perlunya penandatanganan Prasasti 2 Abad Kebun Raya Bogor oleh Presiden RI. Pertama, berdirinya Kebun Raya Bogor pada 1817 yang menjadi cikal bakal berdirinya institusi-institusi ilmiah di Indonesia. Ini merupakan sejarah yang sangat penting bagi Indonesia.
Sumber: Sawitindonesia.com