JAKARTA- Pusat Penelitian Kelapa sawit (PPKS) optimistis produksi minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) sepanjang semester 1-2018 mencapai 21,41 juta ton, atau meningkat 17,96% dari realisasi periode sama 2017 yang sebesar 18,15 juta ton.
Rinciannya, pada periode Januari-April 2018 produksi CPO mencapai 14,04 juta ton dan pada Mei-Juni 2018 diperkirakan mencapai 7,37 juta ton. Kondisi cuaca yang mendukung menjadi pemicu kenaikan produksi tersebut
Mengutip data Gabungan Pengusaha Kelapa sawit Indonesia (Gapki), produksi CPO nasional berturut-turut pada Januari-April 2018 adalah 3,41 juta ton, 3.35 juta ton, 3,65 juta ton, dan 3,62 juta ton. Sementara itu, Tun Pusat Penelitian Kelapa sawit (PPKS) Medan mengestimasikan bahwa produksi pada Mei-Juni 2018 masing-masing sebanyak 3,75 juta ton dan 3,62 juta ton. “Produksi Juni memang sedikit menurun, tapi memang begitu pola normalnya. Juga, ada pengaruh jumlah hari kerja. Pola produksi tahun ini relatif normal, yakni pada semester pertama sekitar 4045% dan semester kedua berkisar 665%,” kata Direktur PPKS Medan Hasril Hasan Siregar saat dihubungi dari Jakarta, kemarin. Sementara itu, ekspor minyak sawit nasional untuk jenis CPO, lauric oil, dan biodiesel pada semester 1-2018 diprediksi mencapai 15,98 juta ton. Untuk Januari-April 2018, ekspor CPO, lauric oil, dan biodiesel dengan mengacu data Gapki berturut-turut sebanyak 2,84 juta ton, 2,48 juta ton, 2,53 juta ton, dan 2,64 juta ton. Tim PPKS Medan mengestimasikan bahwa ekspor pada Mei dan Juni 2018 masing-masing 2,78 juta ton dan 2,71 jutat on. Per Juni 2018. stok CPO nasional diproyeksikan 3,63 juta ton yang mana produksi pada Juni 2018 diprediksi mencapai 3,62 juta ton dan konsumsi domestik diperkirakan mencapai 950 ribu ton.
Sebelumnya, Gapki memperkirakan produksi CPO nasional tahun ini bisa mencapai 40 juta ton, atau tumbuh sekitar 5% dari estimasi produksi 2017 yang sebesar 38 juta ton. Kondisi cuaca yang mendukung pertanaman sawit menjadi pemicu utama naiknya produksi komoditas perkebunan tersebut Sekjen Gapki Togar Sitanggang mengatakan, kondisi cuaca yang mendukung pada 2016-2017 akan berlanjut pada tahun ini. Pada 2016-2017 curah hujan relatif bagus, sehingga produksi naik sekitar 10%, meski terdapat juga beberapa pihak yang pesimistis kenaikan produksi tersebut mencapai 10%.
Dalam kesempatan itu, Hasril menjelaskan, penjualan bibit kelapasawit PPKS sejak Januari-Mei 2018 berturut-turut mencapai 2.632.948 kecambah, 2.114.358 kecambah, 2.511.042 kecambah, 2.201.104 kecambah, dan 2.015.496 kecambah. Hingga Mei 2018, penjualan bibit kelapa sawit PPKS Medan sudah mencapai 11.474.948. kecambah. “Pada Juni 2018, penjualan mencapai 829.007 kecambah, relatif rendah karena hanya 11 hari kerja efektif. Dengan begitu, penjualan hingga Juni 2018 sudah mencapai 12.303.955 kecambah,” kata Hasril Hasan Siregar.
Apabila dibandingkan penjualan pada semester 1-2017 yang mencapai 8,90 juta kecambah berarti terjadi peningkatan sekitar 35%. Rinciannya, penjualan bibit kelapa sawit PPKS Medan pada Januari 2017 adalah 2,00 juta kecambah, Februari 1,70 juta kecambah, Maret 1,60 juta kecambah, April sebanyak 1,40 juta kecambah, Mei mencapai 1,40 juta kecambah, dan Juni sebanyak 0,80 juta kecambah.
Hingga akhir 2018, PPKS Medan menargetkan penjualan naik sekitar 30% dari 2017. Pada awal tahun, PPKS menargetkan penjualan 2018 hanya 23 juta kecambah, namun kemudian direvisi menjadi 25 juta kecambah. Penirigkatan tersebut dilakukan karena harga yang baik pada Januari-Mei 2018 serta program Peremajaan sawit Rakyat (PSR) yang sudah tiga kali didorong langsung oleh Presiden RI, yakni di Musi Banyuasin-Sumarera Selatan, Serdang Bedagai-Sumatera Utara, dan Rokan Hilir-Riau.
Sumber: Investor Daily Indonesia