Wakil Presiden RIMa’ruf Amin yang juga merupakan Ketua Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (MUI) mendukung program pengembangan santri preneur berbasis UKMK sawit. Melalui program ini diharapkan mampu mengembangkan potensi pesantren sebagai basis ekonomi.

Program Pengembangan Potensi Santri preneur Berbasis UKMK Sawit merupakan upaya kolaborasi untuk pemberdayaan pesantren dan industri kelapa sawit di Indonesia. “Pesantren sebagaia setumat sangat berpotensi bagi pengembangan kolaborasi dan kerjasama, pengembangan usaha, termasuk bagi komoditas sawit,” ujar Ma’ruf dalam sambutannya.

“Pesantren sebagaia setumat yang memiliki peranan dan potensi dalam upaya pengembangan kerjasama serta usaha termasuk komoditi sawit,” kata K.H Ma’ruf Amin saat memberikan kata sambutan dalam peluncuran program secara virtual ini.

Ma’ruf menegaskan, melalui program ini pesantren di daerah penghasil komoditas sawit berperan menggerakkan ekonomi daerah. Terutama, dalam masa pemulihan ekonomi saat ini. “Agar program ini dapat berhasil, perlu dikembangkan kolaborasi melibatkan tiga entitas, yakni pemerintah baik di pusat dan daerah, entitas dunia usaha, dan entitas pesantren itu sendiri,” ujarnya.

Peluncuran program ini dilanjutkan dengan Webinar yang menghadirkan antara lain Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang juga Ketua Umum DPP Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI), Direktur Utama BPDPKS Eddy Abdurrachman, Rektor UI Ari Kuncoro, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, Gubernur Riau Syamsuar, Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru, Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian Kasdi Subagyono serta pihak-pihak terkait lainnya.

Sri Mulyani, dalam sambutannya, menyampaikan bahwa pengembangan santri preneur di sektor sawit merupakan kombinasi yang sangat penting. Sebab, pesantren merupakan lembaga pendidikan dan pembentukan karakter yang penting di Indonesia. Indonesia memiliki sekitar 28 ribu pesantren dengan 18 juta orang yang terlibat di dalamnya. Sementara itu, sawit merupakan komoditas penting bagi Indonesia.

“Kalau dua institusi atau dua hal penting ini bergabung kita berharap akan tercipta dampak yang sangat positif. Pertama bagi lembaga pesantren dan para santrinya. Kedua, untuk industri kelapa sawit itu sendiri,” tegas Sri Mulyani.

Program Pengembangan Potensi Santri preneur Berbasis UKMK Sawit merupakan kegiatan untuk memberikan pendampingan dan pemberdayaan kepada pondok pesantren dalam mengembangkan usaha di bidang produk perkebunan kelapa sawit. Program ini akan diselenggarkan di tiga provinsi penghasil sawit terbesar, yakni Sumatera Utara, Riau, dan Sumatera Selatan.

“Jika berjalan baik insyaallah kegiatan akan direplikasi di daerah lainnya sehingga mendukung pemberdayaan pesantren, ekonomi daerah, serta pengembangan perkebunan kelapa sawit yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan,” ujar Ari Kuncoro.

 

Sumber: Sawitindonesia.com