Holding Perkebunan Nusantara, PTPN III (Persero) mau meningkatkan target volume ekspor komoditi crude palm oil (CPO) mencapai 2,5 juta ton pada tahun 2019. Angka ini melonjak drastis bila dibandingkan ekspor tahun ini yang ditargetkan hanya 300 ribu ton.
DIREKTUR Pemasaran PTPN Holding Kadek K Laksana mengatakan, peningkatan volume ekspor CPO ini bertujuan memperkuat struktur bisnis perusahaan dan membantu pemerintah meningkatkan penerimaan devisa.
Karenanya, pihaknya mulai melakukan ekspor ke beberapa negara sejak Juli 2018 dan akan terus ditingkatkan pada tahun depan.
“Sampai akhir tahun, volume ekspor targetnya 300 ribu ton untuk CPO dan akan terus digenjot tahun depan dengan target mencapai 2,5 juta ton. Hal ini bisa membantu meningkatkan devisa negara dan memperkuat posisi Indonesia di pasar CPO dunia,” ujarnya saat ditemui di acara pengapalan dan pelepasan ekspor CPO di Pelabuhan Pelindo I, Dumai, Riau, Sabtu (22/9).
Pada saat pelepasan kapal MT
Sea Star ini, volume ekspor CPO mencapai 13.000 ton dan akan diberangkatkan menuju India selama enam hari perjalanan laut. Menurutnya, kondisi pasar Eropa yang tidak memungkinkan selama beberapa waktu terakhir, mendorong perusahaan untuk mencari pasar baru seperti Timur Tengah, Afrika Selatan, Afrika Barat hingga di negara-negara Asia Selatan seperti India, Mesir dan Bangladesh.
“Untuk ekspor CPO ke India ini berasal dari PTPN III sebanyak 8.500 ton dan PTPN V sebanyak 4.500 ton. Total nilai ekspornya mencapai 6,85 juta dolar AS,” katanya.
Hingga September 2018, realisasi ekspor CPO perseroan telah mencapai 150.000 ton atau meningkat 438 persen dibanding periode sama tahun lalu.
Disayangkan, bila PTPN tidak memperluas volume ekspornya, karena komoditas ini merupakan salah satu penyumbang devisa terbesar. Tahun lalu, ekspor CPO memberikan kontribusi sangat besar.
Bahkan, pihaknya juga telah mengaktifkan kembali anak usahanya yang bergerak dalam bisnis perdagangan (perusahaan trading) guna menangkap peluang ekspor komoditi dari hasil produksi perkebunan sendiri maupun komoditi perusahaan dalam negeri.
“Sudah ada perusahaan trading kami bernama Kurnia Multi Komoditi. Selama ini sudah ada beroperasi namun belum maksimal. Dari trading ini juga akan kami targetkan ekspornya sebesar 1 juta ton,” terangnya.
Sebab, ia melihat peluang perdagangan komoditi CPO masih terbuka lebar, tercermin dari besarnya pasar dalam negeri. Di mana, saat ini kebutuhan CPO dalam negeri mencapai 40 juta ton per tahun.
“Dari pasar sebesar itu, baru sebesar 3 juta ton di antaranya dipasok Holding PTPN III dan selebihnya berasal dari perkebunan swasta. Makanya, ini yang mau kita maksimalkan juga lewat perusahaan trading,” katanya.
Sementara itu, pada hari yang sama perseroan juga melepas pengapalan ekspor karet menggunakan kapal MSC Pylos HE838R ke Rusia sebanyak 897 ton dengan jumlah 49 kontainer melalui pelabuhan Belawan, Sumatera Utara. “Nilai ekspornya mencapai 1,3 juta dolar AS. Proses stuffing dimulai pada 13 September sampai tanggal 23 September,” katanya.
Selain itu, PTPN Holding juga melakukan peningkatan ekspor untuk produk turunan kelapa sawit seperti Palm Kernel Oil (PKO) dan Palm Kernel Meal (PKM) dengan membuka pasar-pasar-baru seperti negara-negara Eropa dan Korea. Bahkan, pihaknya juga menarget ekspor komoditi karet tahun ini 76.000 ton atau meningkat 21 persen dari realiasi tahun lalu.
“Total ekspor PTPN Holding untuk seluruh komoditi sawit, karet, teh, kopi, dan Iain-Iain pada tahun ini diperkirakan 411.000 ton dan diharapkan bisa menghasilkan devisa 376 juta dolar AS atau naik 100 persen dari realisasi hasil penjualan ekspor tahun 2017,” ungkapnya.
Senior Executive Vice President (SEVP) Koordinator PTPN III Suhendri menambahkan, sesuai arahan Kementerian BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yakni selain meningkatkan ekspor, perseroan juga melakukan substitusi impor untuk komponen produk terutama pupuk melalui sinergi BUMN dengan Pupuk Indonesia untuk pemenuhan kebutuhan pupuk di PTPN Group.
“Untuk PTPN lil (stand alone) saja, target penjualan ekspor CPO sampai akhir tahun ini mencapai 93.000 ton dengan perolehan nilai ekspor 46 juta dolar AS atau meningkat dari tahun lalu 3.274 persen. Volume ekspor karet mencapai 22.250 ton dengan nilai ekspor 33 juta dolar AS atau naik 3,91 persen,” tandasnya.
Sumber: Rakyat Merdeka