PEKANBARU – Provinsi Riau mendapatkan alokasi untuk peremajaan atau penanaman ulang atau replanting 30.000 hektare perkebunan sawit dari pemerintah pusat.

Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman mengatakan jumlah kebunsawityang harus diremajakan di daerahnya mencapai 97.000 hektare.

“Dari hasil pendataan pemprov, 97.000 hektare kebun sawit perlu peremajaan dan itu dilakukan bertahap, untuk tahun ini Riau dapat alokasi 30.000 hektare dengan dukungan pemerintah pusat,” katanya Kamis (25/1).

Andi, sapaan gubernur, mengatakan sumber dana pembiayaan program replanting ini berasal dari dana cukai crudepalm oilatau CPO yang selama ini lebih banyak dipakai untuk energi baru terbarukan.

Secara nasional, pemerintah pusat menargetkan program replanting sawit seluas 185.000 hektare dan Riau mendapat alokasi 30.000 hektare.

Adapun, untuk tahap awal bakal dimulai pada Februari mendatang untuk kebun sawit seluas 12.000 hektare sawit di Kabupaten Rokan Hulu, yang telah mendapatkan rekomendasi teknis Ditjen Perkebunan Kementan.

Selain di Rokan Hulu, Riau sudah memetakan daerah lainnya yang bakal menjadi wilayah peremajaan kebun sawit yaitu Kabupaten Rokan Hilir, Pelalawan, Siak, Kuantan Singingi dan Kampar. Program replanting ini akan difokuskan pada kebun sawit milik masyarakat.

Teknis program peremajaan ini, setiap kepala keluarga akan mendapatkan dana hibah senilai Rp25 juta per hektare kebun sawit, dan satu kepala keluarga bisa mendapatkan bantuan maksimal untuk empat hektare.

“Penyaluran dana replanting ini akan dilakukan per kelompok, dan didampingi pemda kabupaten khususnya dari Dinas perkebunan masing-masing daerah,” katanya.

Otoritas Jasa Keuangan menilai program peremajaan sawit oleh pemerintah ini bakal mendorong perekonomian dan penyaluran kredit perbankan setempat.

“Tentu dampaknya akan sangat positif karena sawit masih menjadi sektor utama penggerak ekonomi di Riau, sebagian besar masyarakat juga bekerja di sektor ini,” kata Pit Kepala OJK Riau Yusri.

Dia menyebut program ini bakal menjadi peluang bagi perbankan untuk mendorong penyaluran kredit dan pembiayaan. Oleh karena itu, diperkirakan angka pertumbuhan kredit perbankan di Provinsi Riau bakal tumbuh, sampai dua digit.

” Prediksi kami kredit tahun ini bisa tumbuh dua digit, sekitar 10%-12% dengan adanya program replanting sawit ini,” katanya.

Adapun data Bank Indonesia 2017 lalu menunjukkan sektor kelapa sawit dan turunannya menopang 39,31 % perekonomian Provinsi Riau. Sedangkan keterlibatan masyarakat di sektor sawit cukup besar, tercatat 46,09% tenaga kerja dari 3,13 juta orang terlibat dalam aktivitas produksi dan pengolahan minyak nabati tersebut.

 

Sumber: Bisnis Indonesia